Cara Adik Rossi Cepat Adaptasi di Honda: Belajar Bahasa Jepang

Cara Adik Rossi Cepat Adaptasi di Honda: Belajar Bahasa Jepang

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Rabu, 04 Des 2024 16:05 WIB
Luca Marini di MotoGP 2024.
Luca Marini. Foto: Doc. HRC
Jakarta -

Pebalap muda asal Italia, Luca Marini bercerita soal proses adaptasinya di Honda. Marini mengaku, agar komunikasi dengan kru tim berjalan lancar, dia sampai belajar bahasa Jepang!

Disitat dari Crash, tak banyak orang Jepang yang bisa bahasa Inggris. Itulah mengapa, sebagai pebalap dan pendatang baru di tim, Marini berupaya menyesuaikan diri. Salah satunya dengan memahami ucapan yang disampaikan kru negara setempat.

"Ketika saya tiba di sini (Honda), banyak orang yang mengingatkan saya soal komunikasi dengan orang Jepang akan lebih sulit, cobalah untuk menjelaskan diri Anda dengan cara yang sangat jelas dan tenang," ujar Luca Marini, dikutip Rabu (4/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, saya melakukannya dengan cara terbaik yang saya bisa. Saya mencoba belajar bahasa Jepang. Saya tidak akan menyerah meski saya tahu itu sangat sulit!" tambahnya.

Luca Marini di MotoGP 2024.Luca Marini di MotoGP 2024. Foto: Doc. Honda

Kini, meski kemampuan bahasa Jepangnya masih sangat terbatas, namun Marini mengaku telah menjalin komunikasi kuat dengan insinyur-insinyur Honda Racing Corporation (HRC). Adik Valentino Rossi itu menegaskan, setelah belajar bahasa Jepang, hubungannya dengan tim perlahan makin baik.

ADVERTISEMENT

"Pada awalnya, penting untuk membangun kepercayaan di antara kami. Tetapi sekarang mereka benar-benar mempercayai saya dan saya sangat menghargai tanggung jawab ini," tuturnya.

Pada akhirnya, Marini menghargai budaya dan kebiasaan kru Jepang yang telah terbentuk di Honda. Dia yang berdarah Italia berusaha menyesuaikan diri dengan mereka.

Sebagai catatan, Marini datang ke Honda pada musim lalu. Dia dikontrak tim pabrikan tersebut selama dua tahun atau hingga akhir 2025.

"Saya sangat menghargai budaya dan cara kerja mereka. Ini tentang mencoba menciptakan hubungan baik untuk bisa memahami cara berpikir mereka. Karena terkadang ada perbedaan soal budaya dan pengalaman mereka. Jadi kami mencoba di pihak yang sama," kata Marini.




(sfn/dry)

Hide Ads