Legenda MotoGP Casey Stoner melontarkan kritik tajam ke Repsol Honda. Dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada pebalap yang betah bertahan di pabrikan Jepang tersebut.
Dalam tiga tahun terakhir, Honda selalu gonta-ganti pebalap, di antaranya Alex Marquez pergi ke Gresini Ducati, Pol Espargaro hijrah ke KTM. Dua juara dunia Moto2 itu sempat menjadi tandem Marc Marquez.
Joan Mir lalu bergabung menjadi rekan setim Marc Marquez. Namun The Baby Aliens pada akhirnya harus berpisah jalan. Marquez mengikuti jejak adiknya ke Gresini Ducati, kursi kosong itu akhirnya ditempati oleh Luca Marini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Honda juga kehilangan Alex Rins setelah hanya satu musim bersama tim satelit LCR mereka, di mana Rins berhasil menang di Sirkuit Amerika kemudian kakinya patah. Johann Zarco menggantikan Rins di LCR.
Menurut Stoner, pabrikan Jepang itu bisa sedang berada di titik terburuk. Motor RC213V sulit dijinakkan dan malah berbahaya karena terus-terusan membuat para pebalapnya jatuh. Sebagai catatan, Honda kesulitan bersaing dan baru mencatatkan tiga kemenangan sejak 2020.
Citra Honda saat ini jauh dari kata baik. Makanya banyak pebalap yang tidak bertahan lama.
"Honda telah membangun reputasi buruk selama bertahun-tahun, semua orang akhirnya ingin pergi," kata Stoner dikutip Gazzetta, Minggu (11/2/2024).
"Mereka berhasil menang dengan nyaman di Austin, lalu mengapa mereka tampil buruk hingga akhir tahun?"
"Aneh kalau mereka begitu minim meski mampu menang. Cedera Alex Rins dan kesulitan Marquez tidak membantu," tambah dia lagi.
Satu hal yang disoroti Stoner ialah keputusan Marquez berhenti dan pergi ke Gresini Ducati. Padahal, kontrak Marc Marquez dengan Honda masih berlaku sampai 2024.
Di musim lalu, Marc Marquez cuma sekali naik podium saat finis ketiga di MotoGP Jepang. Terakhir kali dia menang saat balapan MotoGP Emilia Romagna pada 21 Oktober 2021.
Menurut Stoner keputusan Marc Marquez untuk pindah bukan kesalahan.
"Saya tidak menduganya, namun saya memahami bahwa dia telah pergi," kata Stoner.
"Dengan semua komponen tambahan pada motor ini, sangat sulit untuk memahami apakah dia atau Honda yang melakukan kesalahan."
"Pergi ke Ducati berarti memahami sendiri apa yang dia lawan dalam beberapa tahun terakhir dan melihat apakah dia bisa membuat perbedaan juga di sana,"
"Bukan pilihan yang buruk untuk pergi, dan saya pikir dia membiarkan pintu terbuka untuk kembali kepada mereka jika ada perubahan di Honda," tambah dia lagi.
(riar/lua)
Komentar Terbanyak
Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup
Viral Reaksi Valentino Rossi saat Marquez Jatuh
Tarif Parkir di Jakarta Mau Naik, Segini Bedanya dengan Kota Lain