Fabi Di Giannantonio jadi sorotan usai tampil oke dalam MotoGP Qatar 2023. Tapi dia masih belum bisa mendapatkan tempat musim depan. Perlukah sistem MotoGP menganut cara promosi seperti di sepakbola?
Kepala Kru Gresini Racing Fabio Di Giannantonio, Frankie Carchedi berpendapat biar lebih adil bagi pebalap perlunya sistem promosi seperti di sepakbola. Jadi pebalap tiga terbawah didegradasi, sedangkan pebalap Moto2 tiga teratas naik kelas ke balapan utama.
"Saya cukup yakin dengan hal ini, dalam olahraga lain, seperti sepakbola, Anda akan mengalami degradasi jika berada di papan bawah, dan mendapatkan promosi jika berada di posisi puncak. Saya ingin hal seperti itu, jika anda berada di posisi tiga besar Moto2," kata Frankie Carchedi dikutip dari TNT Sports, Kamis (23/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (Fabio Di Giannantonio) berada di urutan ke-12 di MotoGP. Tampaknya tidak adil. Ada banyak hal politik. Anda hanya perlu melihat perkembangannya saat ini, dia pantas untuk bertahan," tambah dia lagi.
Jika dilihat dari klasemen, tiga pebalap penuh waktu terbawah klasemen MotoGP adalah Pol Espargaro, Joan Mir, dan Raul Fernandez.
Selain sistem degradasi, eks test rider Suzuki sekaligus mantan pebalap MotoGP, Sylvian Guintolli juga mengusulkan jendela transfer seperti sepakbola. Menurutnya jendela transfer MotoGP bisa dilakukan pada paruh kedua jelang kompetisi berakhir.
"Saya berbicara dengan Davide Brivio. Dia berbicara tentang bursa transfer pembalap, dan memiliki jendela transfer akhir musim, seperti dalam sepakbola. Anda memiliki jendela transfer akhir musim ketika pasar dibuka," kata dia.
"Saya pikir itu ide yang sangat menarik. Terkadang kontrak ditandatangani setahun yang lalu. Ini bisa menjadi sesuatu yang perlu dipikirkan di masa depan," sambungnya lagi.
Tapi hal ini sulit dilakukan mengingat MotoGP punya jumlah motor yang terbatas. Di Giannantonio merupakan korban dari keinginan Marquez untuk keluar dari Honda yang beralih ke Ducati pada tahun 2024.
Pebalap biasanya menandatangani kontrak maksimal dua tahun tetapi Di Giannantonio berada di bulan-bulan terakhir kontraknya di Gresini sehingga ia mudah untuk digeser. Penampilannya yang luar biasa dalam beberapa minggu terakhir terjadi setelah Gresini mengonfirmasi akan menggantikannya dengan Marquez.
"Kami telah melihat para pebalap menandatangani kontrak lalu mengalami musim yang buruk, seolah-olah mereka menandatanganinya terlalu cepat," kata Carchedi.
"Tentu saja. Saya tidak akan pernah menyebutkan nama. Tetapi ada orang-orang yang telah berjuang dan telah mengalaminya selama bertahun-tahun."
"Fabio berada di tahun kedua! Ini tidak seperti dia sudah berada di sini selama lima atau 10 tahun."
"Dia datang dari posisi 17 di Mandalika dan finis keempat, dia berjuang untuk menang di Phillip Island. Itu sulit karena saya tahu, dari dia, dia ingin segera mendapatkan hasilnya," imbuhnya lagi.
Bagaimana menurut kalian, detikers?
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?