Balapan di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi tantangan tersendiri untuk para pebalap MotoGP. Sebab, suhu udara di kawasan tersebut dikenal panas untuk menggelar perlombaan.
Menurut catatan MotoGP, suhu udara Sirkuit Mandalika berada di kisaran 34 derajat celcius saat balapan di akhir pekan. Bahkan, temperatur aspal lintasan disebut-sebut mencapai 60 derajat celcius.
Así termino el neumático trasero de @Aldeguer54 🇮🇩 🫣 pic.twitter.com/6iCIyNEMdj
— Héctor Faubel (@HectorFaubel) October 15, 2023SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ekstrem tersebut membuat pebalap harus penuh pertimbangan saat menggunakan ban motornya. Sebab, jika tidak, komponen tersebut lebih dulu 'habis' sebelum mereka mencapai garis finis.
Agen MotoGP yang pernah menjadi pebalap motor, Hector Faubel merekam dan membagikan kondisi ban motor pebalap Moto2 asal Spanyol, Fermin Aldeguer Mengual setelah membalap di Sirkuit Mandalika, Lombok.
![]() |
Hasilnya, karet bundar tersebut penuh gompalan dan sobekan di bagian sudut-sudutnya. Menurut Hector Faubel, penyebab utamanya ada dua, yakni aspal yang terlalu panas dan pengaturan swingarm yang terlalu rigid.
"Saya bilang, ini karena swingarm karbon yang lebih rigid. Oleh karena itu, karet lebih banyak bergerak dan lebih panas. Ditambah lagi, suhu aspal saat balapan lebih dari 60 derajat," demikian tulis Hector Faubel.
![]() |
Michelin sebagai pemasok ban untuk MotoGP sebenarnya telah menyiapkan ban khusus untuk perlombaan di Sirkuit Mandalika. Menurut Piero Taramasso selaku bos Michelin, ban tersebut merupakan spek terkeras yang ada di jajaran produknya.
"Kami tahu ini (Mandalika) adalah trek yang sangat menuntut karena konfigurasinya, yang juga memperumit banyak hal adalah temperatur tinggi dan aspal baru, jadi aspek yang harus diperhatikan terutama adalah temperatur ban belakang", kata Piero Taramasso.
Menurutnya, ada konstruksi khusus untuk ban belakang yang diperkuat untuk menahan suhu tinggi aspal Sirkuit Mandalika. Namun, spesifikasi itu bukan yang biasa Michelin bawa ke Austria dan Thailand, juga berbeda dengan spek yang dipakai di India.
(sfn/dry)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Harga BYD Atto 1 Gak Masuk Akal, VinFast Bilang Begini