Duh! Honda dan Yamaha Bisa-bisa Ikuti Jejak Suzuki Hengkang dari MotoGP

Duh! Honda dan Yamaha Bisa-bisa Ikuti Jejak Suzuki Hengkang dari MotoGP

Dina Rayanti - detikOto
Sabtu, 22 Jul 2023 13:00 WIB
SCARPERIA, ITALY - JUNE 11: Marc Marquez of Spain and Repsol Honda Team crashes during the Race of the MotoGP Gran Premio dItalia Oakley at Mugello Circuit on June 11, 2023 in Scarperia, Italy. (Photo by Steve Wobser/Getty Images)
Honda masih terpuruk di MotoGP. Foto: Getty Images/Steve Wobser
Jakarta -

Honda dan Yamaha dinilai bisa hengkang dari MotoGP. Hal itu dilatari aturan MotoGP yang dianggap berat sebelah ke pabrikan Eropa.

Performa Honda dan Yamaha di MotoGP dalam setahun terakhir masih loyo. Berlanjut di musim 2023, baik Honda maupun Yamaha masih kesulitan menembus posisi depan di setiap balapan. Hal ini berbanding terbalik dengan Ducati yang sangat perkasa. Bukan tanpa alasan, Ducati juga memiliki delapan pebalap di lintasan.

Mantan pebalap MotoGP Casey Stoner memiliki penilaiannya tersendiri terkait fenomena yang menimpa duo pabrikan Jepang itu. Menurut pria berkebangsaan Australia itu, Honda dan Yamaha tidak bisa disalahkan soal performa melempem tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir Honda dan Yamaha tidak bisa disalahkan atas situasi sekarang. Saya justru beranggapan bahwa aturannya berubah untuk membantu pabrikan Eropa dengan aerodinamis yang mereka miliki," kata Stoner dikutip Motosan.

"Beberapa tahun lalu, perangkat aerodinamis tapi sekarang tiba-tiba berganti. Itulah mengapa Suzuki hengkang dari MotoGP dan saya khawatir Honda dan Yamaha juga akan pergi karena saat ini tak seperti yang dijanjikan. Motor sekarang (di MotoGP) adalah mobil Formula 1 tapi di atas dua roda," ujar mantan pebalap Honda itu.

ADVERTISEMENT

Menurutnya perangkat aerodinamis menjadi isu penting di MotoGP saat ini. Namun di Eropa, perangkat itu bisa dikembangkan dengan mudah ketimbang di Jepang.

"Sulit dimengerti apa yang mereka pikirkan di pabrikan Jepang, saya juga belum berbicara langsung dengan mereka secara personal. Tapi kenyataannya mereka kesulitan dan mungkin tidak ingin mengembangkannya. Menurut saya, seharusnya tidak perlu ada 'sirip' dan semacamnya itu," ujar Stoner.

Di sisi lain, Dorna tegnah mempertimbangkan untuk membantu Yamaha dan Honda dengan pemberian konsesi. Besar kemungkinan Honda dan Yamaha akan mendapat hak istimewa menjadi tim konsensi, di mana tim bisa mendapat jatah mesin lebih banyak, uji coba di luar tes resmi, hingga dibebaskan dari aturan pembekuan mesin. Intinya pabrikan bisa mendapat kebebasan dalam mengembangkan motor, kendati bisa 'mencoreng' harga diri gara-gara dianggap tak kompetitif.




(dry/din)

Hide Ads