Pengamat senior MotoGP, Loris Reggiani mengurai sejumlah alasan mengapa tim lain tak minat merekrut Marc Marquez. Menurut dia, gaji Marquez terlalu tinggi untuk kualitasnya yang sudah menurun. Sementara di lain sisi, ada banyak pebalap muda berbakat yang lebih 'murah'.
Diketahui, Marquez merupakan pebalap dengan bayaran tertinggi di MotoGP. Honda menggajinya sekira Rp 240 miliaran per musim. Itulah mengapa, Reggiani beranggapan, tim lain akan berpikir ulang untuk merekrutnya.
"Untuk seseorang yang harganya sangat mahal, tim hanya mau mengambilnya jika dia hampir 100 persen bisa menang," ujar Reggiani, dikutip dari Motosan.es, Jumat (7/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lebih jauh, Reggiani melihat, Marc Marquez sudah kehilangan sentuhan di lintasan. Selain itu, kata dia, ada pertimbangan lain yang membuat Marquez 'tak laku' di MotoGP, mulai dari usianya yang menua hingga cedera kambuhan yang membekapnya.
"Setelah apa yang kami lihat di Jerman, saya melihat sangat sulit baginya (menemukan tim baru). Saya pikir semua kecelakaan dan patah tulang ini telah mempengaruhinya: ketika Anda melukai diri sendiri, Anda akan tetap mengingatnya," tuturnya.
"Sekarang risikonya terlalu besar bahkan bagi pabrikan lain untuk mengambilnya, karena beberapa alasan: dia bukan lagi Marquez sebelumnya: Jika dia tidak menang, itu kesalahan pabrikan, kecuali ada pembalap lain dengan motor yang sama di depannya," tambahnya.
![]() |
Marquez kini masih menyisakan kontrak dua musim lagi dengan Honda. Namun, dia mengancam cabut lebih cepat seandainya tim bernuansa jingga tersebut tak mampu memberikan motor yang kompetitif.
"Saya tidak tahu apakah benar dia tidak ingin balapan dengan Honda lagi: seperti yang kita lihat di Jerman, dia selalu berusaha, tapi mungkin tidak berhasil seperti sebelumnya," kata Reggiani.
(sfn/dry)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Banyak Beredar di Jalan Raya, Emang Boleh Motor Tak Pakai Pelat Belakang?