Mobil Formula E yang dipakai di seri Jakarta berbeda dengan tahun sebelumnya. Ya, kini Formula E sudah masuk model terbaru atau Gen3. Mobil itu lebih ringan, cepat, dan juga efisien dari model sebelumnya.
Formula E Gen3 debut sejak musim ke-9. Model terbaru ini diklaim sebagai mobil tercepat Formula E dengan raihan top speed 322 km/jam.
Belum ada data yang dirilis dari pihak Formula E berapa top speed yang diraih dari mobil Gen3 ini ketika melibas Sirkuit Ancol, Jakarta Utara. Namun catatan waktu terbaik race pertama dipegang saat ini ialah Maximilian Gunther, pebalap Maserati MSG Racing dengan torehan 1 menit 07,753 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raihan top speed mencapai 322 km/jam itu juga disokong dari penggunaan powertrain. Kini mobil Formula E Gen3 mengadopsi powertrain depan dan belakang.
Dari segi ukuran, mobil ini lebih ringkas dari versi yang lama. Mobil Formula E Gen3 diketahui memiliki panjang 5.016,22 mm, tinggi 1.023,4 mm, lebar 1.700 mm, dan wheelbase-nya 2.970 mm. Bandingkan dengan versi terdahulunya, mobil Formula E Gen2 diketahui memiliki panjang 5.200 mm, tinggi 1.063,5 mm, lebar 1.800 mm, dan wheelbase 3.100 mm.
Bobot dari Gen3 juga lebih ringan dari versi pendahulunya. Sekarang bobot minimumnya 854 kilogram, sedangkan sebelumnya 903 kg. Mobil balap listrik ini juga diklaim paling efisien, dengan lebih dari 40% energi yang digunakan dihasilkan dari pengereman regeneratif.
Powertrain depan baru menambahkan tenaga 250 kW ke 350 kW di belakang. Artinya, itu lebih dari dua kali lipat kemampuan regeneratif Gen2 saat ini, dengan total 600 kW.
Mobil Formula E Gen3 juga diklaim memiliki kemampuan pengisian daya berkecepatan sangat tinggi untuk energi tambahan selama balapan, hampir dua kali lipat kekuatan pengisi daya komersial paling canggih di dunia.
Selain itu Gen3 juga disebut-sebut menjadi mobil formula pertama yang tidak menggunakan rem hidrolik belakang dengan penambahan powertrain depan dan kemampuan regeneratifnya.
Sebagai mobil balap yang ramah lingkungan, mobil Formula E Gen3 juga tetap memperhatikan aspek-aspek berkelanjutan, dengan menggunakan bahan-bahan alami untuk komponen ban, baterai, hingga konstruksi bodinya.
![]() |
Baterai pada Gen3 diklaim jadi salah satu baterai paling canggih dan berkelanjutan yang pernah dibuat yang terdiri dari mineral, yang bersumber secara berkelanjutan. Sementara sel baterai akan digunakan kembali dan didaur ulang pada akhir masa pakainya.
Selain itu, linen dan serat karbon daur ulang akan digunakan dalam konstruksi bodywork untuk pertama kalinya dalam mobil formula yang menampilkan serat karbon daur ulang dari mobil Gen2 yang sudah pensiun dan mengurangi jumlah keseluruhan serat karbon baru yang digunakan.
Ini akan mengurangi jejak karbon dari produksi bodywork Gen3 lebih dari 10%. Semua serat karbon limbah akan digunakan kembali untuk aplikasi baru melalui adopsi proses inovatif dari industri penerbangan.
Karet alam dan serat daur ulang akan membentuk 26% dari ban Gen3 baru dan semua ban akan didaur ulang sepenuhnya setelah balapan. Jejak karbon Gen3 juga telah diukur dari fase desain untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Semua pemasok Gen3 akan beroperasi sesuai dengan standar internasional teratas untuk mengurangi dampak lingkungan dari manufaktur (ISO 14001) dan mendapat peringkat 3 Bintang Akreditasi Lingkungan FIA.
(riar/lua)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?