Direktur Motorsport KTM, Pit Beirer, kembali mengkritik penggunaan perangkat aerodinamika berupa winglet di motor MotoGP. Menurut Beirer, motor MotoGP sudah sangat sempurna sebagai sebuah karya. Maka tak perlu diberi banyak lagi asupan teknologi yang membuatnya kehilangan jati diri.
MotoGP 2023 belum dimulai. Namun perang urat syaraf sudah dilakukan para pabrikan. Contohnya KTM yang kembali mengkritik penggunaan perangkat winglet di MotoGP. Perangkat winglet merupakan teknologi temuan Ducati yang digunakan sejak musim 2016.
KTM melalui Direktur Motorsport, Pit Beirer, mengatakan, teknologi winglet mengancam masa depan balap MotoGP. Seperti yang sudah pernah Beirer katakan sebelumnya, teknologi winglet bakal membuat drama salip menyalip antar pebalap jadi sangat sulit, sehingga balapan jadi membosankan bagi penonton.
![]() |
"Saya pikir motor MotoGP sekarang sudah sangat bagus. Setiap perubahan yang dilakukan akan membuat motor bisa mengerem secara lambat (late braking) dan masuk ke tikungan lebih cepat. Tapi ketika motor MotoGP harus menyalip, turbulensi aerodinamika dan faktor lainnya akan membuat segalanya lebih sulit bagi pebalap, jadi saya pikir, kami mendekati bahaya," kata Beirer dikutip dari GPOne.
Beirer menambahkan, motor MotoGP sudah sangat sempurna sebagai sebuah karya. Maka itu tidak perlu banyak intervensi dari sisi teknologi, seperti winglet. Perangkat itu membutuhkan biaya besar dalam pengembangannya. Selain itu, bikin balapan menjadi rumit karena pebalap sulit menyalip.
"Bukan rahasia lagi bahwa kami cukup kritis dalam hal pengembangan aerodinamika dan perangkat penyesuaian ketinggian (ride height adjuster). Sejujurnya, teknologi itu tidak bagus untuk MotoGP," sambung Beirer.
"Mesin, sasis, dan suspensi MotoGP sudah merupakan karya seni. Jelas kita bisa menambahkan elemen asing, serta teknologi tinggi. Tetapi kita juga harus memperhatikan, seberapa besar pengaruhnya ke pembengkakan biaya riset dan membuat balapan menjadi lebih rumit. Pada akhirnya kita harus menarik minat masyarakat luas dan publik ingin melihat para pebalap bertarung habis-habisan dan saling menantang di lintasan. Mereka (penonton) tidak ingin melihat pertarungan teknologi antar konstruktor," kata Beirer.
Simak Video "Ada Nomor #63 dalam Nomor Balap #1 Bagnaia"
[Gambas:Video 20detik]
(lua/lth)
Komentar Terbanyak
Kapolri Soroti Pengawalan saat Macet: Sirine Melengking Itu Mengganggu
Kapolri Soroti Moge-Mobil Mewah Dikawal: Jangan Terobos Lampu Merah
Sering Diprotes Masyarakat, Kapolri Minta Patwal Lebih Selektif dan Tertib