Minim Rivalitas, MotoGP Modern Dianggap Mulai Membosankan!

Minim Rivalitas, MotoGP Modern Dianggap Mulai Membosankan!

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Kamis, 13 Okt 2022 14:38 WIB
MISANO ADRIATICO, ITALY - SEPTEMBER 19: Francesco Bagnaia of Italy and Ducati Lenovo Team leads the race until the end during the race of the MotoGP Gran Premio Octo di San Marino e della Riviera di Rimini at Misano World Circuit on September 19, 2021 in Misano Adriatico, Italy. (Photo by Steve Wobser/Getty Images)
MotoGP modern dianggap membosankan! Foto: Getty Images/GP-Fever.de | Steve Wobser
Jakarta -

Komentator sekaligus pengamat MotoGP asal Italia, Matteo Guerinoni berpendapat, MotoGP modern terasa hambar dan membosankan. Sebab, menurut pengamatannya, hampir seluruh pebalap saat ini berkawan baik, alias tak saling bermusuhan. Padahal, rivalitas membuat balapan menjadi seru.

Pendapat Matteo sebenarnya mirip-mirip pernyataan Jorge Lorenzo dan Marc Marquez beberapa bulan lalu. Kedua sosok tersebut juga beranggapan, MotoGP perlahan mulai kehilangan daya tariknya. Kini, tak ada lagi persaingan sengit yang memicu terjadinya drama menarik.

"Sekarang ini yang bikin MotoGP jadi boring apa? Fairplay, political correct antara semua pebalap," ujar Matteo Geurinoni, dikutip dari kanal Youtube MSGP, Kamis (13/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Matteo, penonton bahkan bisa terbawa suasana saat menyaksikan MotoGP zaman dulu. Dia ingat bagaimana kerasnya rivalitas Mick Doohan dengan Alex Criville, Valentino Rossi dengan Max Biaggi, Casey Stoner, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, serta Marco Simoncelli dengan Dani Pedrosa.

"Itu mereka musuhannya setengah mati. Bahkan Rossi dan Lorenzo sampai dibangunin tembok, mereka benci satu sama lain. Ini yang bikin orang di rumah selalu nunggu-nunggu hari Minggu (untuk nonton MotoGP)," tuturnya.

ADVERTISEMENT
Matteo GuerinoniMatteo Guerinoni Foto: dok. detikFood

Lebih jauh, Matteo berpendapat, kali terakhir MotoGP menarik disaksikan adalah tujuh musim lalu atau tepatnya di tahun 2015. Kala itu, Rossi dan Marquez bersaing ketat hingga berulang kali terlibat gesekan. Puncaknya terjadi di Malaysia ketika Rossi diduga menendang motor Marquez.

Kejadian itu dikenal sebagai Sepang Clash dan penonton mengenangnya hingga sekarang. Bahkan, berkat kejadian tersebut, Rossi dan Marquez tidak saling bicara. Hal ini yang menurut Matteo membuat MotoGP menarik disaksikan.

"Ini yang sekarang tidak kelihatan. Kalau kalian lihat, selesai balapan, Pecco peluk Fabio, Fabio peluk Miller, Miller joking (bercanda), ini yang apaan sihhhhh?! Ini enggak ngebantu olahraga ini (menjadi lebih seru). Ini kayak hari Minggu kita pergi piknik," ungkap Matteo dengan nada keheranan.

Ennea Bastianini, Francesco Bagnaia dan Fabio Quartararo merebut podium di MotoGP San Marino 2021 yang berlangsung di Sirkuti Marco Simoncelli, Misano, Minggu 19 September 2021.Ennea Bastianini, Francesco Bagnaia dan Fabio Quartararo. Foto: dok. MotoGP

Kenyataan tersebut membuat Matteo teringat masa-masa saat dirinya masih menjadi pebalap di kejuaraan Supersport dan Superbike. Dia mengaku ketika itu sulit sekali berkawan dengan pebalap lainnya.

"Dulu, saat masih jadi pebalap, saya tak pernah berkawan dengan siapapun, karena saya benar-benar mau bersaing dengan yang lain. Okelah kalau di luar trek sebatas hai-hai saja," kata Matteo.




(sfn/lth)

Hide Ads