Ban standar yang dibawa Michelin pada tes pramusim MotoGP Februari rupanya tak tahan dengan suhu ekstrem di Sirkuit Mandalika. Untuk itu, pada gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia, Michelin memutuskan untuk memboyong ban dengan konstruksi lebih kaku yang sudah tidak digunakan sejak 2018. Ban itu diketahui terakhir digunakan pada GP Thailand dan Austria (2017/2018), dimana trek memiliki lintasan panjang.
Padahal di Mandalika kondisinya berbeda. Tak banyak lintasan panjang di Sirkuit Mandalika. Ban tersebut nyatanya kurang pas dengan setelan motor Honda. Meski memuncaki sesi latihan bebas, nyatanya para pebalap Honda khawatir dengan kondisi ban yang disebut kekurangan daya cengkram.
Pol Espargaro kala itu ragu bisa menyelesaikan balapan karena tekanan pada ban depan menyebabkan ia kehilangan daya cengkram di belakang. Sedangkan Marc Marquez mengalami kecelakaan high-side pada sesi warm up dan membuatnya harus absen pada gelaran perdana MotoGP Mandalika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu juga rupanya menjadi sorotan manager tim Repsol Honda Alberto Puig. Usai balapan di MotoGP Mandalika, Puig hanya mengatakan butuh waktu untuk memahami apa yang terjadi dengan Michelin karena motor Honda tak optimal.
![]() |
Namun Bos Michelin Piero Taramasso menyebut bahwa tak ada masalah dengan ban di Indonesia dan menyebut Honda tak mengerti bagaimana cara bekerja.
"Honda telah beradaptasi dengan banyak ubahan teknis termasuk perbedaan regulasi, ban, ukuran mesin, kelas dan lainnya sejak pertama kali kejuaraan dunia digelar 1966. Dan bisa dilihat Honda menjadi perusahaan yang paling sukses dalam sejarah Grand Prix dengan 25 kali juara konstruktor di kelas premier dan 21 pebalap di kelas premier," ungkap Puig dikutip dari Motorsport.
Michelin mengatakan bahwa dalam menemukan setelan ban dilakukan berdasarkan analisis data yang dimiliki. Namun Puig meyakini itu saja tidak cukup. Komentar dari pebalap tak kalah penting agar bisa menjadi masukan kepada pabrikan ban.
"Anda harus mendengarkan para pebalap. Dan bila Anda memiliki pebalap yang telah menjadi juara dunia berkali-kali, maka bisa diasumsikan para pebalap ini tahu apa yang dibicarakan," beber Puig.
Puig memang tak sepenuhnya menyalahkan Michelin atas kecelakaan yang dialami Marquez saat sesi warm up. Puig kala itu menyebut akan melakukan diskusi dengan Michelin agar tak kejadian serupa tak terulang. Puig pun menegaskan banyak elemen yang bisa menyebabkan motor kecelakaan dan ban merupakan salah satu faktornya.
"Saya tidak pernah mengatakan demikian. Saya waktu itu bilang kami harus memahami situasi ini sepenuhnya dan berbicara kepada Michelin untuk kejelasannya serta apa rencana selanjutnya bila hal ini terjadi lagi," ungkapnya.
"Tapi Taramasso overreaktif terhadap kata-kata itu. Saya menyadari Michelin merupakan salah satu pemimpin di industri ban balap baik itu motor maupun mobil," pungkas Puig.
(dry/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?