Balapan Pertamina Grand Prix of Indonesia harus dilakukan dengan lintasan basah setelah diguyur hujan cukup deras. Aspal yang basah itu membuat tantangan balapan semakin besar.
Beberapa pebalap seperti Jorge Martin hingga Pol Espargaro hampir terjatuh saat motornya menyentuh kerb usai tikungan terakhir jelang lintasan lurus. Ban belakang kedua pebalap itu selip saat menginjak kerb. Untungnya Martin dan Pol bisa mempertahankan posisinya tanpa terjatuh. Meski, akhirnya Martin crash juga karena ban selip menjelang tikungan satu.
Pol Espargaro menceritakan momen dirinya hampir terpeleset di kerb saat keluar dari tikungan terakhir Pertamina Mandalika International Circuit saat balapan Pertamina Grand Prix of Indonesia akhir pekan kemarin. Dia mengungkapkan, salah satu faktornya adalah karena visibilitas yang rendah saat balapan di lintasan basah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak tahu saya berada di kerb sampai saya hampir jatuh. Itu adalah mimpi buruk. Saya tidak bisa melihat apa-apa. Itu adalah perlombaan bertahan hidup karena sangat sulit untuk mengetahui di mana Anda berada di trek dan begitu banyak air," ujar Pol dikutip Crash.
"Mulai dari posisi paling belakang di grid (15), saya mendapatkan begitu banyak kotoran dari yang lain. Visornya sangat kotor dan saya tidak bisa cepat. Saya kehilangan penglihatan. Saya pikir saya menyentuh Pecco dua. Itu tidak disengaja. Itu super, sangat rumit," sebut Pol Espargaro.
"Ya, treknya nge-grip tapi juga sangat kotor jadi agak seimbang. Biasanya kami menghitung sekitar 10 detik (lebih lambat di lintasan basah daripada kering) untuk trek dengan grip yang baik di basah dan kami 9-10 detik lebih lambat. Itu bagus. Tapi kami, atau saya, berakhir dengan mata penuh debu atau batu kecil," ungkapnya.
Manajer Repsol Honda, Alberto Puig merasa bahwa masalah dengan helm Espargaro mungkin berkontribusi pada masalah tersebut.
"Sepertinya dia tidak bisa melihat dengan benar dan saya pikir dia akan memeriksa situasi ini dengan perusahaan helmnya. Dengan jumlah air yang begitu banyak karena berada dalam kelompok empat atau lima pebalap, jika Anda tidak bisa lihat Anda tidak punya kesempatan. Tapi bukan berarti syaratnya mudah. Banyaknya volume air di trek, bercampur dengan kotoran dan debu, menyebabkan masalah visibilitas yang besar," sebutnya.
Masalah visibilitas juga dialami Franco Morbidelli yang start dari posisi 14. Dia menyebut, saat balapan basah di Mandalika visibilitasnya minim.
"Untungnya treknya cukup ngegrip. Jadi itu kejutan yang bagus. Saya masih terkena beberapa batu, tapi itu jauh lebih buruk saat tes (pramusim)," sebut murid Valentino Rossi yang sempat menjajal motor dinas patwal polisi tersebut."
(rgr/riar)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah