Berbagai persiapan penyelenggaraan Formula E terus dikebut. Salah satunya uji coba pelapisan aspal di atas batu alam (cobblestone) di kawasan Monas.
Organizing Committee (OC) Formula E mengklaim berhasil dengan baik melakukan pengelupasan aspal pada cobblestone seluas 60 m2 di kawasan Monas, Selasa (25/2/2020) dini hari. Batu alam di kawasan Monas pun kembali seperti semula setelah lapisan aspal yang diuji bisa dikelupas.
Proses pengelupasan lapisan aspal dilaksanakan beberapa tahap didampingi ahli dari LAPI ITB (Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia - Institut Teknologi Bandung). Sebelumnya, pada Sabtu (22/2/2020) dilakukan pengaspalan sebagai bagian dari ujicoba trek balap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uji coba aspal ini sebenarnya dijadwalkan berlangsung selama lima hari, hingga Rabu (26/2). Namun pada Selasa pagi tadi aspal ternyata sudah dilepas. Uji coba ini dilakukan semata-mata untuk mengukur kekuatan jalanan saat nanti dilintasi balap Formula E. Setelah aspal dilepas, cobblestone yang berada di bwahnya kini terlihat seperti sedia kala.
Pada fase persiapan pengelupasan, terlebih dahulu diadakan uji geser. Pengujian ini dengan menggunakan dump truck di atas aspal diuji coba berjalan dengan kuantitas terukur lalu dilakukan pengereman. Tujuannya adalah melihat seberapa kuat aspal yang sudah melekat di cobblestone itu terhadap gesekan.
![]() |
Berikutnya adalah tahap mengelupas atau membongkar aspal dengan memakai cold milling machine. Tujuannya adalah melihat seberapa mudah aspal dikelupas dan bagaimana efeknya terhadap cobblestone. Setelah itu barulah masuk ke tahap terakhir, yakni membersihkan area di atas hamparan cobblestone yang sebelumnya terlapisi aspal. Hasilnya, cobblestone bisa kembali seperti sedia kala.
Deputi Bidang Teknis OC Formula E Jakarta, Wisnu Wardhana mengatakan, aspal telah melalui kondisi panas pada suhu terukur dan guyuran hujan yang memadai serta dilintasi uji geser. "Masa pelapisan sudah cukup waktu untuk mengevaluasi hasil," ujarnya.
"Secara umum, hasil uji coba pengaspalan memuaskan. Adapun keputusan akhir apakah geotextile atau sandsheet yang dipilih untuk pengaspalan laga Formula E, belum dapat dipastikan hari ini. Kami perlu waktu untuk rapat berikutnya," kata Wisnu.
Hasil pengujian akan disampaikan dalam rapat antara PT Jakarta Propertindo (Perseroda) sebagai penerima penugasan penyelenggaraan Formula E Jakarta dengan Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Seperti diberitakan sebelumnya, pelapisan cobblestone dengan aspal dilakukan dengan dua material pelapis berbeda. Yang pertama adalah sandsheet (10m x 4m) dan geotextile (5m x 4m). Di atas kedua lapisan tersebut dihampar aspal kasar (binder) tanpa melapisinya dengan aspal halus. Aspal halus baru digunakan pada pengaspalan untuk kebutuhan sirkuit pada waktunya.
Ini mirip seperti kondisi di sirkuit Formula E di Paris. Di sana juga memiliki cobblestone yang dilapisi aspal saat gelar Formula E dan dikelupas kembali dengan mudah.
"Formula E di Paris mengitari situs sangat bersejarah Les Invalides yang umurnya 350 tahun, dibangun sejak era Louis XIV pada 24 Februari 1670 yang awalnya berfungsi untuk menampung veteran penyandang cacat," kata Wisnu.
Aspal untuk sirkuit Formula E yang akan digunakan pada ajang Jakarta E-Prix tanggal 6 Juni 2020 memiliki grade 3. Setelah selesai dibangun mulai Maret, FIA akan melakukan inspeksi sebelum memberikan homologasi menjelang sirkuit dipakai nanti.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah