Nasib Pesawat Militer Afghanistan Usai Bandara Kabul Dikuasai Taliban

Bandara di kawasan Kabul dikuasai Taliban usai AS angkat kaki dari Afghanistan. Lantas bagaimana nasib pesawat militer yang ada di area bandara tersebut?

Seorang prajurit Taliban berjaga di dekat pesawat militer Afghanistan setelah Bandara Internasional Hamid Karzai dikuasai Taliban, Kabul, Afghanistan, Minggu (5/9/2021).

Seperti diketahui, Bandara Internasional Hamid Karzai yang berada di kawasan Kabul telah dikuasai Taliban usai tentara Amerika Serikat meninggalkan Afghanistan pada akhir Agustus lalu.

Kondisi tersebut membuat Taliban menguasai berbagai barang, termasuk pesawat militer Afghanistan yang berada di area bandara tersebut.

Tak sedikit pesawat militer Afghanistan yang terlihat rusak usai bandara internasional di kawasan Kabul itu dikuasai Taliban.

Pesawat-pesawat militer yang rusak itu tampak berada di bagian dalam hanggar Bandara Internasional Hamid Karzai yang kini telah dikuasai oleh Taliban.

Penampakan dua helikopter militer Afghanistan yang rusak di Bandara Internasional Hamid Karzai usai Taliban menguasai kawasan bandara tersebut.

Sementara itu diketahui beragam pesawat militer yang rusak di kawasan Bandara Internasional Hamid Karzai tersebut telah lebih dahulu dilumpuhkan oleh AS sebelum angkat kaki dari Afghanistan. Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Kenneth McKenzie, menuturkan bahwa 73 pesawat yang ada di kompleks Bandara Internasional Hamid Karzai 'di-demiliterisasi' atau dibuat tidak berfungsi oleh tentara AS sebelum menuntaskan operasi evakuasi selama dua pekan terakhir.

McKenzie mengatakan pesawat-pesawat itu tak akan pernah terbang lagi dan tak akan pernah dioperasikan oleh siapapun. Ia menuturkan sebagian besar dari pesawat-pesawat itu tidak digunakan dalam misi sejak awal. Tapi yang pasti pesawat-pesawat itu juga tidak akan bisa diterbangkan lagi. Lebih lanjut, MeKenzie menyebut bahwa Pentagon, yang mengerahkan nyaris 6.000 tentara untuk mengamankan evakuasi di bandara Kabul sejak 14 Agustus, meninggalkan sekitar 70 unit kendaraan taktis lapis baja MRAP -- yang berharga hingga US$ 1 juta per unitnya -- yang telah dilumpuhkan sebelum ditinggalkan.