Demi Menangi Persaingan, Diler Suzuki Motor Ikut Perang Harga dan Diskon?

M Luthfi Andika - detikOto
Selasa, 14 Okt 2025 14:56 WIB
Ilustrasi dealer Suzuki sepeda motor PT ISG di Sunter Jakarta. Foto: M Luthfi Andika/detik.com
Jakarta -

Perang harga sepeda motor dari berbagai brand kerap terjadi, bahkan diskon menggiurkan sering bermunculan demi menarik perhatian masyarakat. Terlebih lagi, jika melihat penjualan sepeda motor di Indonesia saat ini yang terus menurun. Tercatat penjualan speed motor Indonesia sepanjang Januari-September 2025 tembus 4.836.891 unit, angka tersebut turun dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 1,88 persen.

Meski demikian diler Suzuki motor di bawah PT Indo SunMotor Gemilang (ISG) sebagai subsidiaries dari PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memastikan tidak akan ikut perang harga, apalagi perang diskon.

"Untuk promo, saya tidak terlalu mau perang harga dengan kompetitor, karena kami pasti akan kalah, karena mereka mengeluarkan uangnya lebih banyak. Kalau itu kami tidak bisa," ujar Direktur Operasional PT Indo SunMotor Gemilang, Ellya Masula.

Ellya menambahkan berbinis dengan menggunakan brand Suzuki cukup menguntungkan.

PT ISG Main dealer Suzuki motor. Foto: M Luthfi Andika/detik.com

"Semua bisnis Suzuki itu menguntungkan. Semua cabang kami itu hitam tidak merak (minus), profit semua. Kami kan anaknya PT SIS, maka saya harus memikirkan masalah kehidupan dari perusahaan. Tapi itu dari cabang kami ya," kata Ellya.

Penyataan Elly ini bukan isapan jempol semata, karena pada pemberitaan detikOto sebelumnya, PT Indo SunMotor Gemilang (ISG) bisa menjual sparepart hingga Rp 1,5 miliar per bulan.

"Di masing-masing cabang kami itu kan memiliki wilayah, secara otomotis cabang kami upayakan setiap bulan itu ada progres untuk penjualan partshop baru, jadi harus ada pengembangan wilayah setiap bulannya, sehingga bisa meningkatkan omset (pendapatan), karena terus terang spare part itu salah satu income kami, yang kami gunakan untuk operasional," ujar Sellya.

"Dari Rp 1,5 M penjualan spare part itu, 7 persen hingga 10 persen spare untuk penjualan part shop, sebesar 27,5 persen penjualan spare part kami ke bengkel retail, jika ditotalkan penjualan spare part kami itu mencapai Rp 1,5 miliar. Selain itu kami juga merangkul bengkel-bengkel umum, hal ini dilakukan untuk harus memenuhi kebutuhan spare part konsumen, jadi tidak ada ungkapan bahwa spare part suzuki itu sulit," kata Ellya.



Simak Video "Video: Sejarah Mercedes-Benz Sprinter yang Merevolusi Dunia Otomotif"

(lth/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork