Pajak motor bensin diusulkan akan dinaikkan untuk mensubsidi ongkos transportasi umum seperti LRT. Di sisi lain, motor listrik justru diberi subsidi Rp 7 juta dari pemerintah.
Kebijakan ini seakan memaksa masyarakat beralih dari motor bensin ke motor listrik. Tujuan utamanya adalah agar kualitas udara di Indonesia lebih baik dengan penggunaan kendaraan listrik non-emisi.
Di sisi lain, masyarakat belum banyak yang memilih motor listrik. Bahkan, penyaluran subsidi motor listrik saja meleset jauh dari target.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun 2023, pemerintah menargetkan subsidi motor listrik mencapai 200 ribu unit. Dari 200.000 unit yang ditargetkan, subsidi motor listrik baru tersalurkan sebanyak 11.532 unit di tahun 2023. Makanya, pemerintah dikabarkan akan menurunkan target subsidi motor listrik menjadi 50 ribu unit tahun ini.
Baca juga: Rencana Luhut Mau Naikkan Pajak Motor Bensin |
Sebagai pembanding, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan sepeda motor pada 2023 mencapai 6,2 juta unit. Penjualan motor secara nasional itu masih didominasi motor bermesin bensin.
Perbandingan angka penjualan motor itu bisa menjadi acuan. Menurut Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI),Sigit Kumala, kalau masyarakat sudah mau membeli motor listrik, sudah pasti penjualannya akan melesat.
"Kita lihat realitanya aja berapa (motor listrik) yang terjual?" kata Sigit dalam perbincangan dengan detikOto melalui sambungan telepon, Jumat (19/1/2024).
"Kalau saya sih realistis aja sih. Karena kalau memang bagus, kan pasti konsumen beralih," sebutnya.
Menurut Sigit, konsumen sepeda motor dalam memilih produk yang akan dibeli memiliki banyak pertimbangan. Mereka membeli motor tidak hanya dari harga murah berkat subsidi.
"Tapi melihat infrastrukturnya menunjang nggak untuk operasional, terus orang Indonesia sebelum beli motor mikir harga jual kembalinya, kemudian aftersales servisnya gimana. Jadi kalau itu bisa diberesin semua, mestinya sih jalan (peralihan ke motor listrik), no problem," ungkap Sigit.
"Jadi bukan dihantam dari satu sisi saja (dari sisi subsidi). Menurut saya nggak akan menyelesaikan masalah kalau yang infrastruktur nggak diberesin dulu," katanya.
(rgr/dry)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?