Birokrasi Rumit Jadi Alasan Kenapa Bengkel Konversi Motor Listrik Masih Sedikit!

Birokrasi Rumit Jadi Alasan Kenapa Bengkel Konversi Motor Listrik Masih Sedikit!

Rafly Adli - detikOto
Sabtu, 15 Apr 2023 16:45 WIB
Bengkel konversi motor BBM ke Listrik/Sylke Febrina Laucereno-detikcom
Foto: Bengkel konversi motor BBM ke Listrik/Sylke Febrina Laucereno-detikcom
Jakarta -

'Subsidi' terhadap motor listrik konversi telah dimulai sejak 20 Maret 2023 lalu, yang mana nilai potongan biaya konversi diberikan sebesar Rp 7 juta untuk setiap sepeda motor konversi.

Sejauh ini, bila dilihat dari data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru terdapat 22 bengkel konversi motor listrik yang bersertifikasi. Jumlah ini tergolong sangat sedikit menimbang adanya target pemerintah untuk bisa mencapai angka 50.000 unit motor listrik konversi.

Kira-kira apa yang membuat jumlah bengkel konversi motor listrik masih sedikit?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pengamat otomotif sekaligus dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu, syarat untuk menjadikan suatu bengkel sebagai bengkel konversi motor listrik bersertifikat dinilai sangat rumit dan kompleks.

"Prosedur konversi sepeda motor menjadi kendaraan listrik melibatkan berbagai kompleksitas yang harus diatasi. Pertama-tama, bengkel konversi harus bersertifikat. Namun, mendapatkan sertifikasi sebagai bengkel konversi memerlukan pemenuhan beberapa persyaratan, seperti teknisi terampil, peralatan tertentu, fasilitas keselamatan, dan sertifikat formal, dan berbagai biaya administrasi serta ketidakpastian waktu yang mungkin sulit bagi bisnis kecil," jelas Yannes, Senin (10/04/2023).

ADVERTISEMENT

Bukan persoalan administrasi dan birokrasinya saja yang sulit, melainkan ketersediaan SDM yang masih terbatas juga membuat ketersediaan bengkel konversi motor listrik bersertifikat masih minim.

Bengkel konversi motor BBM ke Listrik/Sylke Febrina Laucereno-detikcomIlustrasi Bengkel konversi motor BBM ke Listrik/Sylke Febrina Laucereno-detikcom Foto: Bengkel konversi motor BBM ke Listrik/Sylke Febrina Laucereno-detikcom

"Menemukan teknisi terlatih juga sulit, karena proses konversi belum termasuk dalam kurikulum sekolah kejuruan," katanya.

Menurutnya keberadaan sparepart guna menunjang kebutuhan konversi motor listrik juga masih terbilang sulit untuk dijangkau, terlebih lagi semua komponen tersebut harus tersertifikasi.

"Selain itu, bengkel konversi perlu menyiapkan stok produk yang akan dikonversi, termasuk drivetrain, BMS, dan baterai, yang semuanya perlu disertifikasi. Lagi-lagi ini membutuhkan uang, dan ketidakpastian waktu," sebut Dosen ITB ini.




(lth/din)

Hide Ads