Siswa SMK Ki Ageng Pemanahan Buat Motor Listrik dari Bahan Daur Ulang Sepeda

Pradito Rida Pertana - detikOto
Kamis, 02 Sep 2021 07:59 WIB
Motor listrik buatan SMK Ki Ageng Pemanahan Foto: dok. SMK KI Ageng Pemanahan
Bantul -

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ki Ageng Pemanahan di Jalan Parangtritis, Pedukuhan Garselo, Kalurahan Patalan, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul membuat motor listrik. Motor listrik berukuran kecil ini sebagian besar menggunakan bahan daur ulang.

Kepala Bengkel SMK Ki Ageng Pemanahan, Wandi Purnomo menjelaskan, bahwa awal mula pembuatan motor listrik bernama SMK KAP ini berawal dari adanya program dari Kemendikbud RI agar setiap SMK membuat suatu produk. Tentu produk tersebut harus ada kaitannya dengan jurusan yang ada sekolah itu."Sebenarnya awalnya itu mengarah ke videotron, tapi karena perlu biaya besar dan SDM juga terbatas jadinya kita beralih ke motor listrik," katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (1/9/2021).

"Sebenarnya awalnya itu mengarah ke videotron, tapi karena perlu biaya besar dan SDM juga terbatas jadinya kita beralih ke motor listrik," katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (1/9/2021).

Pemilihan videotron, kata Wandi, karena di SMK Ki Ageng Pemanahan Bantul memiliki dua jurusan yaitu mekatronika dan teknik komputer jaringan (TKJ). Namun, hal itu berubah menjadi motor listrik setelah Kemendikbud menganjurkan setiap sekolah untuk menggandeng perusahaan yang bergerak sesuai dengan jurusan yang ada di SMK KAP.

Motor listrik buatan SMK Ki Ageng Pemahanan Foto: dok. SMK KI Ageng Pemanahan

Akhirnya SMK KAP bekerjasama dengan PT Chikal Bakal Mandiri untuk memulai pembuatan motor listrik. Dalam pembuatannya, Wandi menyebut melibatkan 6 orang.

"Kita melibatkan 6 orang terdiri Guru-guru, dan salah satunya dari Industri. Selain itu untuk perangkaiannya melibatkan para siswa," ujarnya.

Pembuatan motor listrik itu berlangsung sejak bulan Juli. Mengingat pihaknya merakit 2 unit motor namun pada akhirnya hanya fokus pada satu unit motor saja.

"Sebenarnya kita sudah mau merakit 2 motor tapi satu masih kerangka saja. Sehingga belum ada tahap perakitan selanjutnya," ucapnya.

"Karena itu kita kan masih fokus menyempurnakan prototype yang pertama. Dan untuk nama motor listrik ini SMK KAP," imbuh Wandi

Motor listrik buatan SMK Ki Ageng Pemahanan Foto: dok. SMK KI Ageng Pemanahan

Menyoal komponen untuk pembuatan motor, Wandi mengaku sebagian besar berasal dari bahan daur ulang dan sparepart sepeda. Sedangkan dayanya menggunakan baterai lithium 48 Volt.

"Kalau bahan kita sebagian daur ulang, kita pakai besi tidak terpakai dikumpulkan dipotong-potong terus dirangkai. Untuk baterainya seperti baterai laptop terus dirangkai pararel, kita pakai lithium 48 volt," katanya.

Dengan baterai tersebut, dia mengaku SMK KAP bisa melaju puluhan kilometer. Terlebih motor listrik berukuran kecil ini bisa di-charge di mana saja.

"Untuk teknisnya kalau baterai full itu bisa menempuh jarak 30 kilometer. Dengan catatan pengisian baterai sekitar 1 jam, dan di bagian stang depan ada indikator untuk kapasitas baterai," ujarnya.

Wandi juga menjelaskan dimensi motor listrik buatannya, di mana memiliki panjang 120 cm dan tinggi sekitar 50 cm. Selain itu motor tersebut muat untuk 2 orang karena beban maksimal SMK KAP 150 kilogram.

"Untuk bannya pakai matic, seperti ban sepeda ukurannya dan beberapa sparepart pakai sparepart sepeda," katanya.

"Kalau kenapa ukurannya kecil ya karena motor listrik sepeda listrik familiar dengan bentuk motor biasa. Jadi kalau untuk bisa masuk ke pasaran kita bikin yang berbeda untuk menarik pelanggan," lanjut Wandi.

Wandi mengaku telah mengujicoba SMK KAP di jalur Cinomati dan ternyata kuat menanjak. Pasalnya SMK KAP memiliki penggerak di bagian depan dan belakang sehingga menyerupai cara kerja mobil 4x4.

Oleh sebab itu, pihaknya mulai berani menerima pesanan motor listrik. Bahkan, dia menyebut saat ini sudah ada beberapa pesanan motor listrik.

Motor listrik buatan SMK Ki Ageng Pemahanan Foto: dok. SMK KI Ageng Pemanahan

"Harganya Rp 9 juta sampai Rp 10 juta. Tapi tergantung juga yang custom nanti maunya seperti apa. Kalau pesanan alhamdulillah kemarin dr. Tirta buat 2 unit. Selanjutnya ada konsumen dari Dinas di Kulon Progo juga, ini saya baru membawa SMK KAP ke Kulon Progo," katanya.

Wandi juga mengaku pembuatan SMK KAP tidak lebih dari satu bulan. Hal itu berkaca dari pengalaman sebelumnya yang memakan waktu sekitar 2 bulan untuk menyelesaikan satu unit SMK KAP.

"Terus pembuatannya yang pertama kan memakan waktu 2 bulan karena banyak uji coba dan lain-lain. Nah, setelah uji coba besok target kita tidak sampai sebulan untuk membuat 1 unitnya," imbuh wandi.



Simak Video "Video: Viral Wisuda SMK di Purwokerto Mirip Universitas, Ini Kata Kepsek"

(mcs/lth)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork