Baru-baru ini viral pemotor Yamaha Nmax kebut-kebutan di tikungan sampai menabrak pemotor lain dari arah berlawanan. Kecelakaan itu terjadi di Bali, tepatnya di Jalan Raya Toya Bungkah Jurusan Penelokan, Songan, Kintamani, Bangli.
Pemotor wanita yang diketahui bernama Sukemi (19) mengalami luka ringan setelah ditabrak. Penabrak juga mengalami luka-luka.
Menurut Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi, saat kejadian, Sukemi hendak berangkat berjualan. Namun, saat di jalan, tiba-tiba ada pengendara motor yang mengambil haluan terlalu ke kanan saat berbelok. Kecelakaan itu pun tak terhindarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai di TKP, tiba-tiba dia kaget ada motor yang mengambil haluan terlalu kanan. Itu kan Nmax itu. Terjadi tabrakan. Dia mengalami luka itu, kemudian dibawa ke puskesmas terdekat, lecet. Terus motornya rusak. Yang nabrak juga luka, kemudian motor diperbaiki sama si penabrak yang naik Nmax itu," tambah Sulhadi.
Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan peristiwa serupa sudah sering terjadi ketika pemotor menikmati jalanan berkelok-kelok sambil cornering seperti sedang di sirkuit. Tapi, Sony mengingatkan, jalan raya bukanlah sirkuit balap yang memang disiapkan untuk kebut-kebutan.
"Jalan raya ini bukan sirkuit, sehingga gaya-gaya menikung ala MotoGP (out in out), menahan throttle gas di tikungan dan mencoba kehandalan motor harus dihilangkan oleh biker," ujar Sony kepada detikcom, Rabu (17/6/2020).
Jika pemotor memaksakan gaya cornering atau menikung ala pebalap MotoGP di jalan raya, ancaman bahayanya cukup banyak. Ban motor bisa selip dan kecelakaan menjadi ancamannya.
"Salah-salah motor tersebut bisa selip atau over shoot ke lajur lain dan dampaknya kecelakaan dengan kendaraan lain dari arah seberang," kata Sony.
Sony juga menekankan agar pemotor membuang egonya ketika berkendara di jalan raya. Semakin kencang kendaraan dipacu, semakin fatal resiko kecelakaannya.
"Jadi bertoleransilah dalam menggunakan jalan tersebut," ucapnya.
Selain itu, Sony juga menyoroti penggunaan marka jalan. Menurutnya, Jalan raya dua arah tanpa pembatas trotoar, sudah seharusnya dibatasi dengan marka berwarna kuning. "Bukan lagi warna putih. Hal ini untuk memperjelas penggunanya agar lebih waspada," sebutnya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah