Gelombang Pemecatan Akibat Virus Corona Masih Marak di Industri Otomotif

Gelombang Pemecatan Akibat Virus Corona Masih Marak di Industri Otomotif

M Luthfi Andika - detikOto
Selasa, 02 Jun 2020 17:57 WIB
Triumph Scrambler ala James Bond
Triumph melakukan pemecatan ratusan pekerjanya sebagai imbas pandemi virus corona (visordown)
Jakarta -

New Normal terus digemuruhkan agar semua beradaptasi dengan pandemi virus corona. Meski demikian gelombang pengurangan karyawan masih berlanjut di industri otomotif.

Kali ini giiliran pabrikan motor asal Inggris Triumph yang mengumumkan memberhentikan 240 staf di Inggris akibat pandemi virus Corona, seperti dikutip motorcyclenews, Selasa (2/6/2020).

Pemecatan yang dilakukan Triumph kali ini dikatakan akibat terus menurunnya permintaan global motor besar Triumph yang menyebabkan krisis pada perusahaan. Konsultasi terus dilakukan agar setiap karyawan mengerti akan kondisi yang berkembang saat ini, dan semua ini dilakukan untuk restrukturisasi perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini Triumph mempekerjakan sekitar 2.500 personel di seluruh dunia, Triumph mengklaim memproduksi 60.000 sepeda per tahun untuk sekitar 650 dealer di seluruh dunia.
"Ini bukan hanya masa yang menantang bagi setiap orang sebagai individu, tetapi juga bagi perusahaan. Tidak ada bisnis yang dapat mengantisipasi skala krisis virus corona dan konsekuensi ekonominya," kata CEO Eksekutif Triumph Motorcycles, Nick Bloor.

Berdasarkan data penjualan Triumph mengklaim bahwa, selama tiga bulan terakhir penjualan motor 500cc ke atas telah menurun antara 40 dan 65% terutama pada pasar utama seperti Prancis, Italia, Jerman, Amerika Serikat dan Inggris. .

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, Triumph mengatakan pasar diperkirakan akan tetap turun pada level pra-Covid, karena kondisi ekonomi juga melemah. Karena itu Triumph mengambil langkah-langkah untuk menyelaraskan basis biaya mereka, untuk memastikan stabilitas di masa depan.

"Pandemi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada pasar sepeda motor global, dan sayangnya kita harus merespons dan bereaksi sesuai sebagai pemberi kerja yang bertanggung jawab dan sebagai bisnis yang berinvestasi untuk masa depan," lanjut Bloor.

"Ini bukan keputusan yang mudah untuk dibuat, terutama ketika mata pencaharian individu dipengaruhi; namun sayangnya skala dampak COVID-19 mengharuskan kita untuk merestrukturisasi sekarang untuk melindungi kesehatan jangka panjang dan kesuksesan merek dan bisnis Triumph," tutup Bloor.




(lth/din)

Hide Ads