Keselamatan berkendara sepertinya tak jadi prioritas buat banyak pemotor di Indonesia. Sangat banyak rider punya kebiasaan buruk, yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Kasus pelanggaran lalu lintas dilakukan pemotor bisa ditemukan dengan mudah setiap hari di banyak sudut jalan Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Apa saja sih kebiasaan buruk pemotor Indonesia yang sebenarnya bahaya banget dilakukan?
1. Pakai Handphone di tengah perjalanan
Handphone sudah begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Sakit lekatnya, kadang sambil nyetir pun handphone tak bisa lepas. Bukan sekadar untuk teleponan, sering dijumpai pemotor whatsapp-an namun tetap menjalankan motornya.
Ini tentu saja sangat berbahaya, bukan saja ke diri sendiri tapi juga ke pengguna jalan yang lain. Kalau memang sangat mendesak akan menggunakan handphone, menepi lah ke sisi jalan dan pilih tempat yang aman.
2. Mendengarkan Musik
Hayo ngaku, siapa yang pernah naik motor sambil menyumpal kuping pakai earphone?
Mendengarkan musik sambil berkendara mungkin terasa mengasyikkan. Tapi ini sebenarnya berbahaya sekali. Pemotor bisa kehilangan konsentrasi saat berada di atas kendaraannya. Telinga yang tertutup earphhoe juga membuat kita kurang waspada terhadap situasi di sekitar. Apalagi kalau sampai tidak mendengar klakson yang dibunyikan kendaraan lain.
![]() |
3. Boncengin Anak Sambil Berdiri
Di pinggiran Jakarta dan wilayah pemukiman, pemandangan ini sering sekali terlihat. Pemotor membawa dua penumpang, salah satunya anak-anak berada di tengah, dijepit oleh penumpang lain yang sudah dewasa.
Entah atas alasan apa, anak bocah yang berada di tengah itu kerap berdiri di atas jok motor. Padahal ini berbahaya sekali karena akan sangat mudah kehilangan keseimbangan. Jok motor juga bisa jadi licin, dan tidak didesain sebagai pijakan berdiri.
4. Naik Motor Bertiga, Berempat, ....bahkan Berlima
Sepeda motor didesain hanya untuk mengangkut dua penumpang saja. Tapi ini dengan mudahnya sering dikesampingkan pemotor di Indonesia.
Sangat umum ditemui satu motor dinaiki tiga penumpang. Bahkan ada yang untuk berempat, dan paling ekstrim dipaksa mengangkut lima orang. Satu keluarga komplet:, bapak, ibu, dan tiga orang anak.
Menaiki motor lebih dari dua orang bukan saja menyalahi batas beban maksimal. Lebih jauh lagi, keseimbangan pengendara menjadi lebih buruk lantaran terlalu banyak muatan. Ini tentu saja sangat berbahaya.
![]() |
5. Naik Motor, Rokok Jalan Terus
Ada beberapa hal yang membuat merokok sambil berkendara sangat berbahaya. Yang pertama, adalah percikan api rokok yang terbang terbawa angin. Sudah ada yang menjadi korban peristiwa ini, di mana mata pemotor lain terluka akibat percikan api yang masih membara masuk ke mata.
Menjepit batang rokok di jari membuat pengendara berkurang kendalinya pada stang motor. Ini bisa mengurangi respons di pengendara saat terjadi hal-hal yang mengejutkan. Kemampuan memgendalikan motor sedikit-banyak jadi berkurang.
6. Pacaran / Keasyikan Ngobrol
Ini umum terlihat di akhir pekan. Dua sejoli duduk di atas motor yang melaju pelan. Kondisi ini sering membuat pengguna jalan yang lain kesal, lantaran laju mereka jadi terhambat.
Mesra-mesraan di atas motor juga membuat konsentrasi terpecah, antara jalanan dan sang pacar di jok belakang. Sering terjadi, saking asyiknya ngobrol, pengendara tak sadar motornya pelan-pelan berbelok ke tengah jalan. Duh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
7. Lawan Arah
Pemotor, terutama di Jakarta, sudah seperti raja jalanan. Kerap berbuat sesukanya, termasuk melawan arah. Sedikit saja ada antrean, pemotor sering mengambil jalur sebelahnya dan melaju tanpa rasa bersalah. Selain mengganggu pengguna jalan dari arah yang berlawanan, melawan arah tentunya berbahaya.
(din/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Mobil Jepang Mulai Banting Harga, Produsen China Santai