Warga Malaysia Anggap Ojek Online Langkah Mundur Transportasi

Warga Malaysia Anggap Ojek Online Langkah Mundur Transportasi

Luthfi Anshori - detikOto
Selasa, 03 Sep 2019 12:55 WIB
Foto: Driver Gojek berdemo di depan Kedubes Malaysia (Farih Maulana Sidik/detikcom
Jakarta - Terjadi pro dan kontra mengenai rencana kehadiran Gojek di Malaysia. Dari sisi Pemerintah Malaysia, sebenarnya sudah memberi lampu hijau bagi Gojek supaya bisa beroperasi di negeri jiran.

Namun dari sisi pengusaha lokal, perusahaan yang dirintis Nadiem Makarim itu mendapat penolakan keras. Salah satunya sempat dilontarkan CEO Big Blue Taxi, Datuk Shamsubahrin Ismail, yang intinya mengatakan anak muda di Malaysia tidak perlu kehadiran Gojek di negaranya jika hanya untuk memberi pekerjaan.

Penolakan tidak hanya datang dari pengusaha lokal, namun juga dari warga Malaysia sendiri. Contohnya seperti yang disampaikan Muhammad Najib dalam status Facebook-nya, tanggal 30 Agustus 2019 lalu seperti dilihat detikcom, Selasa (3/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Najib mengkritisi rencana kehadiran Gojek di Malaysia, sebab di negaranya sebelumnya tidak ada angkutan manusia berbasis kendaraan roda dua. Hal itu pula yang kemudian mendorong terwujudnya angkutan umum terintegrasi seperti LRT, monorel, atau MRT, lebih cepat. Najib bahkan menyebut, angkutan kendaraan roda dua adalah angkutan yang terbelakang.

"Di Kuala Lumpur tidak pernah ada layanan taksi motor. Karena tidak ada ketergantungan terhadap sistem pengangkutan umum yang primitif ini, menjadikan Kuala Lumpur lebih cepat mengembangkan pengangkutan berbasis rel seperti LRT, monorel atau MRT, walaupun populasi di Kuala Lumpur jauh lebih rendah dibanding Jakarta," tulis Najib.

Najib juga mengkritisi sikap Pemerintah Malaysia yang terkesan tidak konsisten. Sebab dulu Pemerintah Malaysia sudah pernah melarang layanan angkutan roda dua berbasis aplikasi, karena dinilai tidak aman dan safety.

"Sebab itu tindakan pemerintah dahulu menolak layanan e-hailing motorcycle seperti Dego dan sebagainya adalah betul. Ini bukti komitmen Bapak Pengangkutan Umum, Najib Razak yang mau memodernisasi pengangkutan umum ibu kota agar nyaman dan aman," lanjutnya.

"Jadi kalau kerajaan mau bawa masuk Gojek, ini langkah mundur. Pengangkutan umum di Kuala Lumpur boleh saja mencapai taraf Singapura, Hong Kong, Tokyo atau Melbourne, tapi sebaliknya kita pilih untuk jadi seperti Jakarta, Manila, Ho Chi Minh City atau Bangkok dengan ojek, bajaj, tuk tuk, habal habal, songthaew atau jeepney mereka," kata Najib lagi.

Bagaimana menurut detikers? Motor jadi transportasi umum jadi langkah mundur sebuah kota?


(lua/ddn)

Hide Ads