Motor listrik itu diberi nama Ganesha Sakti (Gaski) 1.0. Serat alam yang digunakan yaitu agave sisal dan tanaman gebang yang banyak ditemukan di Singaraja, Buleleng, Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kadek mengatakan riset penggunaan serat untuk bodi motor itu awalnya dilakukan pada 2016 lalu. Setelah melalui proses uji coba baru akhir Desember 2018 dia mendapatkan bahan yang tepat.
"Awalnya banyak kegagalan dari bodi kendaraan karena desain kendaraan tidak seperti triplek yang lurus, sebab kalau pure serat tidak bagus, karena serat ini cenderung susah dibentuk harus ada treatment lain. Di Desember 2018 ketemu lapisan (dicampur) poliester," ujar Kadek yang juga ketua tim peneliti ini.
Dia menambahkan Gaski 1.0 ini merupakan prototipe kedua yang sudah diproduksi Undiksha. Selain sudah menemukan komposisi yang pas untuk bodi motor, dia memastikan motor listriknya juga sudah teruji.
"Saya coba di Singaraja yang jalannya berbukit kemarin sudah bisa kita pakai operasional. Penelitian kita ini sampai stabilitasnya running dengan software. Motor ini dengan dimensi demikian rupa secara software aman dikendarai dengan kemiringan jalan dan sudut belok tertentu tidak akan mengalami guling atau skip pada kecepatan maksimal motor ini," jelasnya.
"Sudah kita uji semuanya secara analitis dari frame pembebanan, uji bodi dengan tumbukan, kita sudah menemukan fraksi yang tepat, stabilitas kendaraan dengan produk siap cepat, aman dengan kecepatan maksimum yang diizinkan motor ini.
Motor Gaski ini sendiri diklaim bisa mencapai kecepatan 70 km/jam dengan bobot penuh, dan tanpa beban sekitar 90 km/jam. Saat diuji coba pada kondisi full baterai motor listrik ini bisa menempuh jarak sejauh 80 km.
"Kemarin dicoba saya tempuh dari kampus Undiksha ke hutan Bali Barat, sekitar 80 km sampai, tapi pulangnya harus dicas 8 jam. Tapi ada kelebihannya dengan 8 jam itu kita hanya butuh uang Rp 1.500 karena casnya di rumah yang pakai token itu ternyata full hanya terpakai 1 kWh, efisiennya bener-bener efisien," paparnya.
Motor Gaski ini menggunakan baterai Li-Po 72 V/18AH dan memiliki dimensi 1,857 m x 66,3 cm x 1,095 m. Motor ini dikerjakan tim yang terdiri dari 20 mahasiswa, didampingi dosen-dosen.
"Modelnya memang mirip Vespa karena saat itu anak-anak lagi demam. Ya menolak Vespa dua tak punah," seloroh Kadek.
Kadek mengaku banyak mendapatkan dana hibah saat mengembangkan motor listrik ini. Dia juga sudah mempublikasikan penggunaan serat agave sisal dan tanaman gebang itu ke jurnal-jurnal ilmiah asing. "Harapan ke depan bisa hilirisasi produk, dan bisa diproduksi massal," tuturnya.
(ams/ddn)
Komentar Terbanyak
Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup
Viral Reaksi Valentino Rossi saat Marquez Jatuh
BBM Shell Cs Kosong, Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina