Pemerintahan Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian melihat hal itu belum menjadi perhatian penting untuk dibahas. Alasannya kendaraan listrik berbasis baterai belum dijual di Indonesia sehingga belum ada limbah B3 dari baterai lithium yang perlu dikhawatirkan.
"Jual satu biji saja belum (kendaraan listrik bertebasi baterai) jadi sabar. Limbahnya belum ada nanti aja," jawab Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai menjajal PCX Electric untuk proyek The Demonstration Project to Increase Energy Efficiency Through Utilization of Electric Vehicle and Mobile Battery Sharing di Gedung Kemenperin, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Putu Juli yang juga hadir pada kesempatan itu mengungkapkan bahwa belum ada investor yang mau menanamkan modal untuk pengelolaan limbah baterai lithium. Ia mengaitkannya dengan skala ekonomi serta keberadaan kendaraan bertenaga baterai yang belum ada di Indonesia. Oleh karena itu limbah baterai belum menjadi persoalan selama baterainya sendiri belum ada.
"Belum ada industrinya karena belum ada limbahnya. Untuk mencapai skala dia bisa mengolah itu perlu skala tertentu. Nah skalanya masih belum ada baterai yang cukup untuk diolah. Soal itu nanti, jadi belum menjadi isu," terang Putu.
Saat ini Kemenperin bersama New Energy and Indsutrial Development Organization (NEDO) Jepang dan perguruan tinggi Indonesia melaksanakan demonstrasi penggunaan motor bertenaga baterai listrik di dua kota, yaitu Bandung, Jawa Barat dan Denpasar, Bali. Proyek ini melibatkan 300 unit Honda PCX Electric dengan ketersediaan 1.000 pak baterai dari PT Honda Power Pack (HPP) Energy Indonesia.
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?