Menanggapi wacana tersebut, vlogger otomotif, Aishah Gray, memandang shelter khusus untuk para driver ojol, sebenarnya tidak perlu dibuat jika saja mereka tertib berlalu lintas dan paham dengan rambu-rambu di jalan.
"Sebenarnya kan ojek online itu diciptakan untuk mobile, di mana pun dia harus siap sedia. Jadi aku rasa itu kembali lagi ke kesadaran driver-nya. Jadi mau ojek online, mau ojek biasa. Intinya kembali ke kesadaran mereka," kata Aishah, di Pancoran, Jakarta, Minggu (4/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aishah juga kurang setuju jika ojek online memiliki shelter khusus, sebab itu bakal menghilangkan makna ojek online sebagai sistem transportasi berbasis aplikasi.
"Esensi online-nya berkurang jadinya. Dan kalau dibikin shelter, nanti juga harus bikin banyak, dong. Dan ini saya rasa, nggak bisa kalau pihak aplikator yang bikin sendiri. Jadi kalau mau bikin shelter, bisa kerja sama dengan mall atau sekolah untuk memfasilitasi shelter itu," pungkas perempuan yang juga menjadi host Mancing Mania ini.
Perlu diketahui, pihak aplikator seperti Gojek sendiri, sebenarnya sudah berupaya mengarahkan kepada driver mitra pengemudi untuk berhenti di tempat yang telah ditentukan.
"Gojek secara proaktif telah mengembangkan fitur di aplikasi yang memungkinkan driver dan pengguna untuk saling bertemu dengan mudah. Yakni dengan menyediakan informasi titik penjemputan yang disertai dengan petunjuk lokasinya. Untuk saat ini di tempat keramaian, Gojek juga sudah memiliki shelter dan pickup points yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna," ujar Vice President Corporate Communication Gojek, Michael Reza Say saat dihubungi detikcom.
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah