Minim Angkutan Umum, Anak Sekolah di Tasikmalaya Pilih Naik Motor

#nodrivingunder17

Minim Angkutan Umum, Anak Sekolah di Tasikmalaya Pilih Naik Motor

Deden Rahadian - detikOto
Minggu, 24 Feb 2019 12:04 WIB
Ilustrasi anak sekolah naik motor tanpa SIM. Foto: Dadan Kuswaraharja
Tasikmalaya - Millenial Road Safety Festival digelar Polres kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, Minggu pagi, (24/2/19). Ribuan warga dan kaum millenial hadir dalam kesempatan ini nengikuti senam kolosal, jalan santai serta menyaksikan kehadiran mobil bandros pembawa bendera petaka. Kedatangan kendaraan bandros pembawa pataka disambut upacara tradisional adat sunda (kilengser) hingga marching band.

Kepolisian Resort Tasikmalaya mencatat angka kecelakaan di Kabupaten Tasikmalaya menurun cukup dratis. Tercatat tahun 2017 silam mencapai 241 kejadian, turun menjadi seekitar seratusan kejadian di tahun 2018. Meski demikian, kalangan milenial masih mendominasi korban kecelakaan sekitar 60 persen.


"Di Tasikmalaya angka kecelakaan menurun cukup drastis dari 241 kejadian menjadi sekitar seratusan kejadian di tahun lalu, kita berharap dengan Millenial Road safety festival ini angka kecelakaan semakin menurun di tahun 2019," ujar Kapolres Tasikmalaya AKBP Doni Eka Putra saat ditemui di Lapangan Gedung Bupati (24/2/19).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan catatat Polda Jawa Barat, 150 orang meninggal setiap bulannya. Kebanyakan dari mereka merupakan kalangan milenial berusia 18 sampai 35 tahun.

"Berdasarkan data Polda Jawa Barat, dari 3.300 jumlah kecelakaan, lalu lintas rata rata 150 orang per bulan adalah kaum milenial usia 17 sampai 35 tahun," tambah Doni.

Millenial Road Safety Tasikmalaya. Millenial Road Safety Tasikmalaya. Foto: Deden Rahadian


Pemerintah daerah mengaku prihatin dengan banyaknya korban kecelakaan dari kalangan milenial. Tidak dipungkiri banyak pelajar di Kabupaten Tasikmalaya yang membawa kendaraan roda dua kesekolah meski belum memiliki SIM.


Diakui Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto, keterbatasan fasilitas angkutan serta jarak yang jauh memaksa pelajar ini membawa motor ke sekolah. Meskipun, tidak jarang membahayakan keselamatan jiwanya.

"Dilarang bawa motor ke sekolah juga agak susah karena keterbatasan fasilitas angkutan umum hingga jarak yang jauh, ditambah pemda baru punya satu bus sekolah itupun bantuan kementerian perhubungan, kita berharap di anggaran perubahan ada tambahan lagi," ujar Ade dilokasi yang sama.

Meski demikian pemerintah daerah bekerjasama dengan kepolisian resort Tasikmalaya berupaya untuk sosialisasi keselamatan berkendara hingga sekolah sekolah.

Selain pengetahuan tentang keselamatan berlalu lintas, siswa dan orang tua juga diberikan pemahaman pentingnya kelengkapan surat berkendara. Tingkat kedisiplinan pengendara juga harus dibangun melalui gerakan sosialisasi masif di tengah masyarakat.

"Disiplin tidak bisa tumbuh sendiri tanpa sosialisasi, gerakan nyata, ditambah sedikit unsur paksaan. saya apresiasi giat hari ini semoga bisa ditindak lanjuti," pungkas Ade.


Minim Angkutan Umum, Anak Sekolah di Tasikmalaya Pilih Naik Motor
(dry/dry)

Hide Ads