Namun sampai saat ini Royal Enfield Indonesia yang memiliki berbagai motor impor di atas 500 cc tidak ingin berkomentar atau berspekulasi. Sebab, keputusan tersebut belum berlaku dan disebarkan ke pelaku industri terkait.
"Kita masih belum tahu juga, karena kan masih wacana. Dalam artian, keputusan resminya belum kita terima. Belum dirilis. Jadi Royal Enfield Indonesia belum bisa komentar," kata Country Manager Royal Enfield Indonesia, Irvino Edwardly di sela-sela helatan Royal Enfield Himalayan Demo Day, Bintaro, Tangerang Selatan, pekan kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau belum jelas, kita tak bisa komentar. Tidak ingin spekulasi," tambahnya.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa jumlah impor mobil dan motor ke Indonesia akan dibatasi. Perizinannya pun menjadi lebih ketat guna menyehatkan neraca perdagangan Indonesia. Hal tersebut sudah dikomunikasikan ke beberapa pelaku industri terkait.
"Dia (pelaku industri) akan diijinkan untuk impor mobil kalau ada komitmen untuk ekspor. Kita tidak bisa menghindari bahwa setiap industri punya strateginya masing-masing untuk bangun pabrik ditempat berpotensi lalu dikirim, tapi sepanjang ekspor dengan impornya lebih besar ekspor, kita pertimbangkan (kegiatan impornya)," kata Putu.
"Kalau dia mau investasi, kita berikan sedikit (kuota untuk impor). Hal ini sudah kita bicarakan misalkan ke Suzuki. Responnya dia akan meningkatkan ekspor. Jadi nanti ekspornya ditambah, impornya juga dikendalikan," tambahnya. (ruk/ddn)
Komentar Terbanyak
Tuntutan Dicuekin Pemerintah, Ojol Bakal Demo di Gedung DPR!
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?