Karena bukan rahasia umum, meski sudah ada beberapa pabrikan memproduksi dalam negeri, namun tetap saja masih ada komponen yang masih di impor dari luar negeri. Pertanyaan pun muncul, mungkinkah harga Otomotif akan ikut meningkat?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya betul kita sekarang sedang bekerja dengan sangat keras, dari kita sih belum akan menaikan harga (setelah Rupiah melemah terhadap Dolar -Red)," kata Sales and Marketing 2 Wheel Department Head SIS, Yohan Yahya, di Cerita Rasa Restoran, Jakarta Selatan, Kamis (06/09/2018).
Baca juga: Suzuki Ungkap Spek Lengkap Motor Bandit |
Ia mengungkapkan meski rupiah tengah melemah, Suzuki masih bisa menanggulanginya dengan melakukan efisiensi sehingga cost produksi bisa ditekan. Efeknya, harga motor yang diperhitungkan akan naik, bisa ditahan sehingga tak membebani konsumen
"Kenapa tidak menaikan harga, pasti itu akan ada hubungannya dengan volume penjualan juga, kita akan pasti melakukan pemetaan harga, antara kita dan kemampuan beli konsumen," ucap Yohan.
Baca juga: Suzuki GSX 250 Scrambler, Buat Sendiri Ajah |
Tentu pertanyaan timbul sampai kapan pihak SIS bisa bertahan dengan tidak menaikkan harga, untuk kemudian bisa berbagi kesulitan dengan konsumennya.
Yohan mengakui beban tersebut tidak bisa diserap sepenuhnya oleh SIS, atau tak kuat selamanya menahan amukan dolar. Namun Yohan tidak bisa memastikan kapan.
"Tapi memang tekanan rupiah pasti sangat berpengaruh, kalo konsisten begini, mau tidak mau," kata Yahya (lth/ddn)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar