Pajak Moge Kemahalan, Komunitas Sarankan Pemerintah Pakai Road Tax

Pajak Moge Kemahalan, Komunitas Sarankan Pemerintah Pakai Road Tax

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 26 Feb 2018 13:57 WIB
Aneka line up motor Harley-Davidson di Indonesia (Foto: Rangga Rahadiansyah)
Jakarta - Pajak motor gede (moge) yang termasuk dalam barang mewah memang sangat tinggi. Bahkan dikatakan, karena pajak yang tinggi di Indonesia maka harga moge seperti Harley-Davidson bisa lebih mahal 3,5 kali lipat dari harga di negara asalnya.

Dealer Principal Anak Elang Harley-Davidson of Jakarta Sahat Manalu, mengatakan saat ini harga Harley-Davidson di Indonesia memang sangat mahal. Moge Harley di Indonesia dijual mulai Rp Rp. 276.000.000 untuk mesin 500 cc, sampai Rp 2.093.000.000 untuk Harley-Davidson CVO--karya buatan tangan masterpiece milik Harley-Davidson.

"Motor yang Rp 300 jutaan aslinya (di Amerika Serikat) bisa di sini Rp 1,2 miliaran," kata Sahat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu, kata Sahat, karena pajak yang cukup tinggi di Indonesia. Menanggapi hal itu, Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Pusat, Nanan Sukarna, mengatakan pihaknya memang sangat mendukung pemerintah untuk tegas agar pemilik kendaraan mewah patuh bayar pajak. Namun, dia menyoroti peraturan pajak yang ada di luar negeri.

"Di luar negeri beli mobil sekali ya sudah. Yang bayar (berikutnya) adalah road tax. Kalau motor nggak dipakai, nggak bayar pajak. Kalau pakai di jalan, ya harus bayar pajak, pajak jalannya yang dikejar terus," kata Nanan.

Sebab, tak sedikit pembeli moge yang hanya menjadi pajangan di rumah. Mereka tidak menggunakannya di jalan raya.

"Kalau kita beli, di rumah aja, masak kita nggak pakai ke jalan (tetap) bayar pajak. Jadi road tax itu mungkin jalan keluarnya. Kita mendukung penuh bayar pajak, tapi mungkin bisa disesuaikan dengan dunia, road tax yang dibayarkan. Tapi kalau beli motor di sini, ditaruh di rumah sebagai hiasan, masak bayar pajak terus. Jadi mana yang beli dijalankan dia bayar, kalau ditaruh di rumah sebagai hiasan, cuma dielus-elus aja kan nggak bayar pajak lagi harusnya. Jadi ada keseimbangan," kata Nanan. (rgr/ddn)

Hide Ads