Universitas Gadjah Mada membantu Viar mengembangkan motor listrik Q1 yang dijual seharga Rp 16,2 juta (on the road Jakarta). Meski demikian Viar mengakui motor listrik mereka baru memiliki kandungan lokal hingga 20 persen saja. UGM digaet untuk lebih melokalkan motor listrik Q1.
"UGM, mereka akan mempelajari motor listrik, dan nantinya untuk melokalisasikannya," kata Direktur PT Triangle Motorindo, Sutjipto Admotjo di Jakarta.
Hal ini tentu perlu dilakukan, karena Viar Q1 saat ini memang masih mengandalkan Bosch sebagai motor penggeraknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Memang Bosch memperbolehkan teknologi mereka diambil alih? Kalau negara Eropa kan, mereka lebih terbuka untuk masalah R&D. Mereka-kan mempublish perkembangan mereka, jadi semua orang bisa baca," katanya.
"Jadi bukan paten, tapi apa yang mereka temukan akan diinfokan. Jadi orang tahu di negara ini kemajuannya sudah sampai mana. Sehingga diharapkan Viar dan UGM bisa research bersama-sama,
Lalu kapan Viar akan benar-benar melokalkan motor listrik Viar Q1?
"Kita tinggal lihat aja, di dalam negeri ini produk apa yang ada. Karena kan kalau bicara, misalnya mau buat dalam negeri. Ya kita kan bicara balik lagi ke bahan baku. Besinya untuk mencapai harga murah ada atau tidak? Karena kan basis impor industri Indonesia boleh dibilang agak kurang," tambahnya. (lth/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah