"Asia sangat menarik untuk kami. Kami punya pabrik di Thailand, di beberapa pasar naik cepat, dan di beberapa lainnya ada masalah, misalnya di sini, ada pajak barang mewah yang besar dan menjadi kendala untuk penjualan sepeda motor besar," kata Claudio di Jakarta.
"Jadi ini akan berakibat pada kemampuan beli sepeda motor, karena harganya akan sangat mahal. Jadi kami berharap, di masa depan, kami bisa kontrol hal itu dengan kapasitas mesin yang sesuai dan ada kemampuan kami untuk menawarkan motor yang bisa menjangkau konsumen lebih luas," sambung Claudio.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia saat ini masih ada satu dan kami akan menjangkau lebih banyak tempat, tiga lagi tahun ini dan servis lebih profesional. Tidak hanya soal bangunan, kami ingin membangun struktur dan stratagi dan jaringan. Saat ini terbesar di Amerika. China besar, Thailand besar, di Indonesia masih kecil, tapi ada potensi berkembang," jelas Claudio.
Soal membangun pabrik di Indonesia, ia menambahkan masih menunggu pasar tumbuh berkembang dan bukan tak mungkin ke depan mungkin saja membangun pabriknya di Indonesia. "Kami perusahaan kecil dengan volume kecil. Kalau kami bangun pabrik dan memproduksi 5.000 unit saja, tak mungkin menutup investasi. Kami masih ada pabrik di Bologna, Italia, dan di Asia ada Thailand. Jika 5-8 tahun ke depan, pasar tumbuh, bisa sampai 10.000 unit, maka kami akan pikirkan hal itu. Tidak untuk jangka pendek," tutup Claudio. (dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Segini Beda Penjualan Toyota Alphard vs Denza D9, Beda Jauh
Jarak Tempuh Baterai Mobil Listrik: Kenyataan Tak Seindah Klaim
Polantas Kedapatan Pungli, Dicopot Hari Itu Juga