βHarus diakui, kondisi pasar motor besar juga melemah pada saat ini. Sebab masyarakat calon pembeli masih wait and see kondisi ekonomi yang ada,β ujar Presiden Direktur PT Mabua Harley Davidson, Djonnie Rahmat, saat dihubungi detikOto, di Jakarta, kemarin.
Namun, lanjut Djonnie, melemahnya pasar moge bukan dikarenakan faktor daya beli yang melemah, melainkan dikarenakan sikap rasional mereka dalam melihat perubahan nilai tukar. Artinya, jika sebelumnya mereka membeli sebuah motor dengan harga Rp 300 juta, tapi karena dolar naik maka sekarang harus Rp 350 atau Rp 400 juta, mereka berhitung ulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan senada diungkapkan oleh Managing Director PT Triumph Motorcycles Indonmesia, Paulus Suranto. βDi kalangan konsumen Triumph, faktor pajak (pajak penjualan barang mewah) yang traifnya naik dari 75 menjadi 125 persen, dan nilai tukar tak jadi soal,β ucapnya saat dihubungi.
Meski begitu, mereka bersikap rasional dengan menghitung ulang apakah harga motor yang harus mereka bayar cukup rasional akibat melemahnya nilai tukar rupiah. βDan kami, di Triumph, begitu meluncurkan model-model baru sudah kami sesuaikan dengan tariff PPnBM yang baru, dan konsumen enggak masalah. Buktinya pemesanan terus ada,β kata Paulus.
Namun, baik Paulus maupun Djonnie mengakui, ada satu alasan lain yang turut membuat calon pembeli motorb gede menahan diri dan bersikap menunggu, yakni kondisi politik. Gonjang-ganjing politik yang tensinya naik turun menjadikan mereka bersikap menunggu apa yang akan terjadi.
βKarena kegaduhan politik, apalagi kalau sampai terjadi gonjang-ganjing bisa berdampak buruk ke ekonomi. Kalau kondisi ekonomi buruk, harga tak rasional lagi, lha buat apa membeli. Jadi itu begitu, kekhawatiran mereka,β papar Djonnie.
Dia menyodorkan bukti penjualan Harley Davidson tahun lalu yang hanya 400 unit atau turun 50 persen dibanding 2013. Penurunan dikarenakan adanya pemilihan umum presiden dan anggota legistalif, selain karena adanya kenaikan tariff PPnBM.
Sementara itu, data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan, sepanjang kuartal I/2015, penjualan sepeda motor di pasar nasional melemah 19,1 persen. Sepanjang waktu itu, penjualan hanya 1.605.043 unit.
Padahal pada periode yang sama tahun lalu penjualan mencapai 1.984.076 unit.
(arf/arf)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis