Mabua Harley Davidson Hentikan Perakitan di Indonesia

Mabua Harley Davidson Hentikan Perakitan di Indonesia

- detikOto
Rabu, 15 Apr 2015 14:06 WIB
Jakarta -

PT Mabua Harley Davidson (MHD) selaku agen pemegang merek motor gede Harley Davidson di Indonesia menghentikan proses perakitan motor di dalam negeri. Sejumlah alasan mendasari keputusan tersebut, diantaranya kecepatan memenuhi permintaan konsumen dan efisiensi.

β€œIya mulai akhir Juli tahun lalu, kami sudah tidak mengimpor motor Harley dalam bentuk terurai atau CKD (completly knock down) , tetapi akan mengimpornya secara utuh atau CBU (Completely Built Up),” tutur Presiden Direktur MHD, Djonnie Rachmat saat dihubungi detikOto, di Jakarta, Rabu (15/4/2015).

Menurutnya, dengan mengimpor secara utuh atau CBU, ada sejumlah keuntungan yang didapatkan oleh MHD. Pertama, dia akan bisa memenuhi permintaan seacara cepat. β€œKalau dengan mengimpor secara utuh, maka dalam waktu tiga hari, kami sudah bisa mengirimkan motor pesanan mereka,” ucap Djonnie.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan jika harus merakitnya, maka dibutuhkan waktu selama 44 – 45 hari untuk merakit. Sehingga, dari sisi biaya dan waktu, cara itu dinilai kurang efisien.

Memang, sisi harga, motor yang diimpor secara utuh dan yuang dirakit di dalam negeri memang ada selisih. Motor yang diimpor utuh berbanderol lebih mahal. β€œSelisihnya hanya 20 persen, karena kalau diimpor dalam bentuk terurai atau CKD , pajak impornya 10 persen. Tetapi kalau diimpor secara utuh atau CBU pajaknya 30 persen,” papar Djonnie.

Namun, selisih harga atau bahkan margin yang diperoleh MHD tak akan jaiuh berbeda dengan memasarkan moge yang diimpor secara utuh. Maklum, biaya produksi dan waktu yang dibutuhkan cukup besar, sehingga kurang efisien.

β€œApalagi, selama ini konsumen justru memilih motor yang diimpor secara utuh itu. Alasannya yak arena kecepatan pengiriman tadi,” imbuhnya.

PT MHD terakhir merakit motor gede asal Milwaukee, Amerika Serikat, di Tanah Air pada Desember 2014 lalu di pabriknya yang berlokasi di Pulogadung, Jakarta Timur. Djonnie menjamin tidak ada pemutusan hubungan kerja karyawan pabrik perakitan , menyusul penghentian proses perakitan ini.

Mereka, kata dia, tetap dipekerjakan sebagai karyawan divisi layanan servis mobile. Sedangkan untuk motor yang akan dipasarkan diimpor langsung dari Amerika Serikat, dan beberapa model lainnya dari India.

(arf/arf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads