Hal itu pun membuat beberapa sektor industri kelimpungan. Tak terkecuali sektor otomotif seperti yang dialami PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Senior Director Marketing & Sales 2W PT Suzuki Indomobil Sales, Endro Nugroho mengatakan, pihaknya sempat dibuat pusing karena dolar masih tinggi. Sebab, ongkos produksi dan harga bahan baku pembuatan sepda motor meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya dolar yang membuat Endro pusing. Masalah lain seperti semakin tingginya upah para pegawainya.
"Terus ada tenaga kerja yang setiap tahun UMK-nya naik," tambahnya.
Selain itu, rendahnya daya beli masyarakat juga menjadi salah satu tantangan yang berat bagi Suzuki. Apalagi dengan adanya isu naiknya harga beras.
"Beban hidup paling pokok saja seperti beras itu berpengaruh. Mungkin orang bisa enggak punya rumah, orang enggak punya motor, tapi kalau enggak makan?" ujarnya.
"Saya bisa bilang, ini saatnya pemimpin di republik ini mulai paham bagaimana caranya supaya ini bisa diubah. Karena enggak cuma otomotif, industri lain juga kena dampaknya," lanjutnya.
Menurut Endro, dibandingkan Januari-Februari 2014, dua bulan pertama 2015 potensi pasar Suzuki turun. Meski tidak mau menyebut angka pastinya, Endro menegaskan penurunan itu cukup besar.
"Market turun. Saya enggak hafal angkanya persis, tapi yang jelas turun dan cukup besar," akunya.
Namun saat detikOto melihat angka penjualan motor, berdasarkan data Asosiasi Sepedamotor Indonesia (AISI), total penjualan motor di pasar domestik pada bulan lalu tercatat hanya 556.091 unit atau turun 18,4% dibandingkan dengan Februari 2014 yang mencapai 681.267 unit.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Harga Mobil China Ramai-Ramai Turun, Nilai Jual Jadi Anjlok?