Kelanjutan program konversi motor listrik masih tanda tanya. Apalagi mengalami penyesuaian anggaran rekonstruksi sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia sepakat untuk melanjutkan program subsidi konversi motor listrik. Namun, pihaknya masih menghitung seberapa besar biaya yang dibutuhkan apalagi saat ini anggaran kementerian juga sedang 'digunting'.
"Konversi kendaraan listrik apakah masih ada atau tidak? pak menteri bilang ada. Tapi anggarannya yang masih kita diskusikan. Karena ada efisiensi. Jadi ini mesti bagaimana, nih," kata Eniya dalam acara"Carbon Neutrality (CN) Mobility Eventyang berlangsung sejak 12-15 Februari 2025 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biaya konversi motor bensin menjadi motor listrik membutuhkan biaya kira-kira Rp 15 juta hingga Rp 17 juta.
Pada 2024, pemerintah sudah memberi subsidi atau bantuan sebesar Rp10 juta. Artinya biaya yang perlu dikeluarkan masyarakat untuk konversi masih tetap tinggi. Selisih itu bakal ditutup oleh program CSR (corporate social responsibility).
"Saya kemarin minta dari teman-teman yang dari perusahaan-perusahaan membantu CSR-nya.
"Kendaraan motor bensin kemarin dikasih 10 juta, plus dana CSR dari perusahaan sekitar Rp 5 jutaan untuk beli baterainya. Jadi ada tambahan insentif (totalnya) Rp 15 juta," kata Eniya.
Eniya mengatakan konversi motor listrik meningkat dari tahun sebelumnya.
"Konversi kendaraan motor listrik, tahun lalu sudah bergerak sekitar naik dari 2023 hanya tercapai 145 unit. Sekarang kita konversi kendaraan motor listrik itu sudah 1.300-an," jelasnya lagi.
"Alhamdulillah kemarin masuk dari ESDM sudah tersalurkan ya, untuk melakukan program konversi motor listrik. Tahun lalu kita juga sudah melakukan balap motor listrik di Sentul,"
Kementerian ESDM sudah mengungkapkan bahwa anggaran pagu 2025 terpangkas hingga Rp 1,65 triliun. Khusus Ditjen EBTKE mengalami efisiensi sebesar Rp 318,6 miliar sehingga anggarannya menjadi Rp 248,36 miliar.
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP