Ingin Modif Kendaraan di Jakarta? Perhatikan Ini

Ingin Modif Kendaraan di Jakarta? Perhatikan Ini

Ruly Kurniawan - detikOto
Rabu, 13 Sep 2017 18:36 WIB
Mobil dan motor modifikasi (Foto: Ruly Kurniawan)
Jakarta - Untuk beberapa orang, kendaraan sudah bukan hanya sebagai alat untuk transportasi harian, tetapi menjadi alat untuk mewakili karakteristik penggunanya. Oleh karena itu, modifikasi merupakan langkah untuk menggapai hal tersebut.

Nah bagi Otolovers yang gemar melakukan modifikasi khususya untuk digunakan sehari-hari di Jakarta, mesti harus diperhatikan betul ya. Karena apabila hanya dimodifikasi seadanya, menurut Yudianto Mulyono selaku pemilik bengkel Holiday Custom sekaligus salah satu penyelenggara Jakarta Custom Culture, akan menjadi beban tersendiri bagi pengendaranya.

Lantas, modifikasi seperti apa yang cocok untuk bisa mengaspal di Jakarta?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Jakarta medannya cenderung berbeda karena pasti ada macet di titik tertentu. Ini harus dipertimbangkan, misal di motor jangan pakai persneling tangan di bawah tapi pakai saja hand clutch biar nggak pegel saat macet-macetan," papar Yudianto kepada wartawan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (13/9/2017).

Dirinya juga mencontohkan, pada motor gede yang memiliki twincam bila sering terkena macet di jalanan ibu kota, mesinnya akan sering berhenti berkerja.

"Pada motor gede sekarang yang terbaru, dengan twincam dan ECU-nya, kalau sering terkena macet pada titik tertentu pasti dia akan berhenti," kata Yudianto.

"Lalu pada mobil bermesin V8 dengan sistem pendingin atau cooling standar, dia bisa keliling kota tanpa masalah. Tapi kalau di Jakarta, misalkan dibawa ke tol, wah itu bakalan langsung beda banget," tambahnya.

Melihat hal tersebut, Yudianto mengimbau para penggemar modifikasi untuk memperhatikan fungsi rem, mesin, dan kaki-kaki pada mobil kesayangannya.

"Kendaraan modifikasi yang untuk dijalankan di aspal Jakarta tidak boleh ala kadarnya. Fungsi rem dan engine mobil harus lebih bagus dibanding kota lain di Indonesia, kaki-kakinya juga diperhatikan. Karena apabila tidak macet, di jalan tol Jakarta mobil harus lari di atas 60 km/jam. Keluar tol, kena macet, harus jalan 10 km/jam. Makanya harus diperhatikan betul," ungkap Yudianto. (rgr/ddn)

Hide Ads