"Jawabannya adalah semua aliran berkembang di sini, kita tidak bisa bicara bahwa cafe racer lebih dominan dari cooper, cooper lebih dominan dari goober atau yang lain, karena semua punya massa dan semua punya penggemar, ini uniknya di Indonesia," kata Lulut saat ditemui di Jogja Expo Center (JEC), Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Sabtu (5/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Lulut berpesan agar builder-builder di Indonesia terus berkarya dan tidak terpaku dengan trend yang sedang populer saat ini. Selain itu, ia mengajak para builder agar mengurangi sifat membanding-bandingkan suatu karya dengan karya lainnya, karena hal itu akan membuat mereka terjebak.
![]() |
"Negara kita itu masih suka membanding-bandingkan karya tanpa tahu esensi dari kustom itu sendiri. Kita tidak pernah belajar dari orang Jepang, mereka membuat karya itu tidak pernah membandingkan karyanya lebih bagus dari punya kamu atau lainnya," ucapnya.
"Tapi dia (orang Jepang) mau melakukan yang terbaik yang dia bisa, bahkan karena selalu ingin membuat yang terbaik, mereka sampai tidak menyadari kalau level karyanya itu sudah tinggi. Karena itu, mari kita push bersama, tidak secara instan tapi dengan karya yang berbobot dan original, itu yang harus di threat," imbuh Lulut.
Sementara itu, salah satu master builder dunia, Shinya Kimura dari Chabott Engineering mengatakan, bahwa ia berharap builder-builder di Indonesia berkarya dengan menonjolkan originalitas dalam setiap karyanya. Menurutnya, hal itu penting sebagai identitas builder Indonesia.
"Saya berharap ke builder-builder untuk tetap jaga originalitas (dalam berkarya), sehingga kita tidak terjebak dalam paradigma trend yang saat ini sedang unggul saja," ucapnya secara singkat.
(sip/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?