Tak Laku Dijual, Ikut Lomba Malah Jadi Juara

Kustomfest 2014

Tak Laku Dijual, Ikut Lomba Malah Jadi Juara

- detikOto
Senin, 13 Okt 2014 15:03 WIB
Yogyakarta - Ariawan Wijaya, terlihat begitu semringah saat pembawa acara mengumumkan hasil keputusan dewan juri Kustomfest 2014.

Builder atau modifikator Baru Motor Sport (BMS), Kebon Jeruk, Jakarta Barat, itu tak kuasa menyembunyikan kegembiraannya saat motor V-Rod 2013 yang ia modifikasi dengan konsep American Cross Street menjadi juara Best of The Best di ajang kontes tahunan itu.

"Ya tentu saja bangga, karya saya bisa menjadi juara," tuturnya di arena hajatan Kustomfest 2014, Jogja Expo Center, Yogyakarta, Minggu malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ari, panggialan akrabnya, patut berbangga. Bukan hanya hasil jerih payahnya membuahkan hasil, tetapi motor karena motor yang dia bangun memiliki cerita menarik.

"Motor V-Rod ini, dibeli pemiliknya pada 2013, tapi jarak dipakai, jarak yang ditempuh di spido meternya terlihat baru 500 kilometer," paparnya.

Sang pemilik pun bosan, dan ingin melegonya. Hanya, setelah ditawarkan dengan berbagai bumbu promosi ternyata tak ada yang meminatinya. Entah karena model atau banderol yang dipatok yang membuat calon pembeli tak cocok.

"Akhirnya, diputuskan dipotong saja dan dimodifikasi, terus ikut festival ini eh malah juara," ucap Ari dengan nada penuh bangga.

Untuk mengubah total tampilan V-Rod itu, Ari dan para punggawa BMS hanya membutuhkan waktu sebulan. Meski relatif singkat, tampilan motor besutannya terlihat sangat memikat.

"Motor ini benaribenar berubah total tampilannya. Yang dipakai (dari motor aslinya) cuma mesin sama rangka. Lainnya benar-benar baru," kata Ari.

Ubahan memang terlihat pada shock depan yang menggunakan peranti buatan Ohlins. Begitu juga dengan shock belakang yang menggunakan Mufo Series. Motor dengan dandanan American Cross Street atau Chopper Sport itu menggunakan caliper dan silinder rem besutan Brembo.

Ubahan lain yang terlihat menonjol pada tangki bahan bakar dan swing arm. "Tangki termasuk juga segitiga, kita pakai CNC, yaitu bahan dari alumunium yang Proses cutting-nya menggunakan robot," sebut Ari menerangkan.

Artinya, bagian-bagian itu dia buat secara custom. Hal yang sama dia lakukan untuk bagian swing arm atau lengan ayun. Memang, pada awalnya, Ari dan timnya ingin menggunakan swing arm buatan pabrikan. Peranti buatan pabrik asal Jerman yang ia lirik.

Hanya, harganya selangit, 8.000 euro. Harga yang sangat mahal. Akhirnya, niat itu ia urungkan. Dia pun memutuskan untuk membuat sendiri peranti itu.

"Ongkosnya jauh lebih murah. Maklum, berbeda dengan di luar negeri yang tingkat apresiasi terhadap barang custom sangat tinggi, di kita apresiasinya kurang. Jadi ongkosnya sangat miring....ha ha ha...," kata dia.

Ari bersama timnya tak memacu diri berkejaran dengan waktu yang hanya sebulan agar bisa ikut Kustomfest. Tapi jerih payah itu tak sia-sia. Kerja keras yang dia jalani terbayar lunas.Karyanya menjadi juara dan berhak untuk ikut serta ke festival modifikasi tingkat dunia di Jepang, Mooneyes, pada Desember mendatang.

(arf/ady)

Hide Ads