Komitmen ini tampak ketika SIS memamerkan satu unit Ertiga Hybrid pada sebuah pameran kendaraan listrik di Silang Monas, Jakarta, beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Ertiga diesel itu kan murni pakai baterai biasa, yang voltasenya lebih tinggi dari 24 volt ke 48 volt. Nah kalau Ertiga yang kemarin kami display, kami sudah menggunakan lithium-ion battery tambahan di bawah jok di baris pertama," kata Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Dony Ismi Saputra, di Tangerang, belum lama ini.
![]() |
Menurut Dony, jika nantinya Ertiga Hybrid ini djual, maka diusahakan harganya akan terjangkau supaya bisa lebih bisa dinikmati oleh semua pengguna atau pemakai kendaraan. Dan di sisi lain, juga bisa memberi kontribusi terhadap pengurangan polusi udara.
"Ertiga Hybrid lithium-ion yang di Monas kalau dijual, itu harapan kami maksimal lebih mahal 10 sampai 15 persen dari existing Ertiga yang sekarang. Mungkin sekitar Rp 220 juta," terang Dony.
Menurut Dony tidak hanya Ertiga saja, bagi merek lain yang juga ingin terjun ke pasar mobil hybrid, disarankan supaya mengeluarkan model dengan harga di bawah Rp 250 juta, supaya pasarnya terbentuk.
"Kita lihat saja jumlah volume pasar mobil yang harganya Rp 250 juta kan paling banyak, low MPV 34 persen, LCGC sekitar 32 persen. Kan hampir 70 persen pasar mobil ada di situ. Nah kalau tujuannya adalah untuk menghemat bahan bakar atau energi yang tidak terbarukan, ya harusnya di sana mainnya," terang Dony.
Dengan bermain harga di bawah angka Rp 250 juta, menurut Dony teknologi hybrid akan menjadi teknologi yang gampang dijangkau semua kalangan.
"Teknologi yang saat ini hanya dinikmati pasar premium dengan harga lebih dari 600 jutaan rupiah, lebih bisa dinikmati oleh semua pengguna atau pemakai kendaraan," terangnya.
(lua/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP