Dikatakan Ketua Pelaksana International Automodified (IAM) Singapura 2019, Reza Aliwarga, modifikator mobil di Singapura lebih suka dengan komponen yang tinggal pasang atau plug n play.
Baca juga: 108 Mobil Adu Kece di IAM Singapura |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tentunya ada faktor utama mengapa para modifikator di Singapura lebih menyukai komponen plug n play. Seperti diketahui, Singapura menjadi salah satu negara yang memberi kemudahan impor bagi produsen-produsen aftermarket.
"Jadi untuk beli barang seperti bodykit, pelek, dan lain-lain lebih gampang. Impor dari Jepang, Amerika, Eropa. Bisa dibilang Singapura surganya lah," terang Reza.
Sebenarnya mereka bisa juga memesan komponen body kit kustom. "Tapi daripada keluar biaya lebih mahal dan hasilnya belum tentu presisi, mereka lebih baik beli yang plug n play sekalian," katanya lagi.
![]() |
Bicara selera modifikasi, tren di negeri jiran ini masih mirip-mirip seperti di Indonesia. Mulai dari racing, wide body, dan stance. Selain itu, di Singapura juga banyak yang lebih suka memodifikasi bagian mesin untuk mendongkrak performanya.
"Terus kalau lihat modifikasi di sini itu catnya bersih-bersih, banyak mobil baru. Karena populasi mobil tua memang langka di sini, sebab makin tua makin mahal pajaknya," terang Reza.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?