VW Kodok Terbalik, Sebuah Idiom Sindiran

Kustomfest 2014

VW Kodok Terbalik, Sebuah Idiom Sindiran

- detikOto
Senin, 13 Okt 2014 14:04 WIB
arif - detikOto
Yogyakarta - Sebuah pemandangan tak lazim hadir di tengah keriuhan Kustomfest 2014 yang berlangsung di Jogja Expo Center, Yogyakarta.

Sebuah mobil hacthback besutan Volkswagen AG alias VW terbalik diletakkan persis di bagian tengah paling ujung dari pintu masuk.

Beragam penfasiran pun berseliweran. Ada yang menafsirkan karya seniman kontemporer Eddi Prabandono itu hanya sebagai sebuah lelucon untuk tujuan rekreatif belaka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maklum, VW terbalik yang di bagian ujungnya teronggok sebuah mesin perahu boat itu memang berubah wujud menjadi perahu.

Tapi apakah memang seperti itu maksud dan tujuan sang seniman?

"Orang boleh menfasirkan apa saja, sesuai imajinasi mereka. Toh, seni kontemporer tidak pernah punya niat dan ingin membatasi imajinasi orang yang melihat karyanya," papar Setyo Bramantyo, kurator seni di arena Kustomfest 2014, termasuk kurator bagi karya Eddi Prabandono.

Meski begitu, kata Bramantyo, pembuat karya yang bersangkutan juga memiliki tujuan dan pesan yang ingin disampaikan.

"Karya Eddi dengan VW Beetle atau VW Kodok terbalik yang diberi tema Pesisir, itu sejatinya sebuah sindiran," ujarnya.

Mobil VW yang oleh pabrikannya dimaksudkan sebagai kendaraan di darat, tapi dibalik menjadi perahu, secara sederhana bisa dimaknai bahwa pentingnya perhatian terhadap sarana transportasi tak hanya di sektor darat saja.

"Tetapi juga sektor transportasi perairan baik laut, danau, dan sungai," ucap Bramantyo.

Sebab, 70 persen wilayah Indonesia adalah lautan. Tak hanya itu, potensi kekayaan alam bernilai tinggi juga ada di lautan. Bahkan sejak kecil masyarakat di Nusantara selalu diajari nyanyian 'nenek moyangku seorang pelaut'. Namun yang terjadi saat ini justeru sebaliknya, sektor kelautan dianaktirikan atau bahkan terabaikan.

"Itulah sindiran kepada bangsa ini, dan peringatan kepada pemerintah agar peduli ke sektor ini dengan media melalui VW Beetle," papar Bramantyo. Nah, mengapa VW Kodok yang dipilih?

Bramantyo punya alasan tersendiri. VW atau Volkswagen dalam bahasa Indonesia berarti mobil rakyat.

Lantaran itulah, menggunakan VW berarti mewakili suara rakyat. Lebih dari itu, mobil bongkok itu telah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Penggemar mobil ini telah menjadi komunitas fanatik terhadap merek tersebut.

"Dan satu lagi, mobil ini juga mudah untuk dimodifikasi dengan estetika tinggi. Karena itu, Eddi memilihnya sebagai medium mengekpresikan pesan, dengan harapan pemerintah juga tersentuh, dan masyarakat juga terketuk," imbuh Bramantyo. Meskipun ini karya seni yang bebas untuk ditafsirkan.

(arf/ady)

Hide Ads