Berkunjung ke Pabrik Daihatsu 'Karawang' di Kyoto

Laporan dari Jepang

Berkunjung ke Pabrik Daihatsu 'Karawang' di Kyoto

Hafizh Gemilang - detikOto
Selasa, 28 Okt 2025 16:40 WIB
Pabrik mobil Daihatsu
Pabrik Daihatsu di Kyoto. Foto: (Muhammad Hafizh Gemilang/detikOto)
Kyoto -

Pabrik Daihatsu di Kyoto ternyata menyimpan hubungan khusus dengan pabrik Daihatsu di Karawang, Indonesia. Keduanya bagai saudara kembar yang diikat oleh DNA filosofi manufaktur yang sama, meski tinggal di lingkungan berbeda.

"Pabrik Kyoto berperan sebagai mother plant bagi Karawang Line 2," ujar Fukushima, Plant Manager Kyoto Plant, dalam presentasinya kepada para jurnalis Indonesia, Selasa (27/10/2025) di Kyoto, Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsep yang menjadi DNA bersama itu adalah SSC, akronim dari Simple, Slim, dan Compact. Filosofi ini adalah pondasi dasar cara kerja Daihatsu dalam memproduksi mobil, terutama untuk kendaraan kelas kei dan compact.

Di Body Shop, Kyoto Plant mengembangkan jalur produksi tanpa jig yang berlebihan. Di Paint Shop, volume fasilitas dioptimalkan agar proses pembersihan lebih mudah. Sementara di area perakitan atau Assembly, alat pemindah digunakan dan beberapa pekerjaan disatukan dalam satu proses.

ADVERTISEMENT

Hasilnya jalur produksi lebih ringkas, langkah kerja berkurang, dan waktu produksi menjadi lebih singkat.

Konsep SSC ini kemudian berevolusi dan diimplementasikan di pabrik-pabrik Daihatsu, termasuk di Karawang Line 2 yang mulai beroperasi pada 2020 silam.

Meski berbagi filosofi dan teknologi inti yang sama, kedua pabrik ini memiliki perwujudan fisik yang berbeda. Perbedaan ini didorong oleh kebutuhan optimalisasi lokal yang tajam.

Pabrik Kyoto didesain sebagai bangunan vertikal tertutup setinggi empat lantai. Desain ini adalah jawaban atas lingkungan Jepang yang memiliki empat musim dengan variasi suhu dan kelembapan tinggi.

"Bangunan dirancang tertutup rapat untuk mencegah kebocoran udara dari sistem AC," jelas Fukushima-san.

Tata letak vertikal dan kompak ini justru memunculkan keuntungan lain, yaitu memadatkan komunikasi antar karyawan sehingga berkontribusi pada peningkatan kualitas dan produktivitas.

Sebaliknya, Pabrik Karawang Line 2 di Indonesia didesain dengan layout single-story yang melebar. Menghadapi iklim tropis, pabrik justru mengadopsi layout tanpa dinding atau wall less untuk memanfaatkan angin alam sebagai bagian dari sistem sirkulasi udara.

"Ini adalah bentuk strength dari local optimization masing-masing pabrik," tambah Fukushima-san.

Pabrik Kyoto yang diremajakan pada 2022 menjadi contoh nyata evolusi SSC. Mereka mempromosikan fleksibilitas lini produksi dengan mengurangi peralatan khusus untuk tiap model.

Mereka juga mengadopsi sistem transfer kendaraan secara menyamping (side-to-side) di lini perakitan, alih-alih membujur (vertical), yang berhasil memangkas waktu produksi.

Inovasi lain adalah pada efisiensi energi. Sebagai bagian dari komitmen menuju carbon neutrality pada 2035, Kyoto Plant menerapkan manajemen energi cerdas pada bangunan tingginya.

"Sumber panas kami konsentrasikan di lantai atas dan meminimalkan transfer panas ke area kerja di lantai bawah," paparnya.

Teknologi seperti dry booth di area pengecatan yang mendaur ulang udara ber-AC juga diterapkan. Langkah-langkah ini sukses memotong emisi karbon pabrik hingga 42% pasca-renovasi.

Teknologi dry booth yang sama juga telah diadopsi di Karawang Line 2, menunjukkan transfer teknologi langsung dari sang "ibu".

Pabrik Kyoto juga bertransformasi menjadi people friendly factory. Proses pengecatan manual digantikan robot. Pekerjaan perakitan yang sebelumnya mengharuskan operator berjalan kini disinkronkan dengan pergerakan line.

Mereka juga memperkenalkan "easy-access seats" yang memudahkan operator masuk ke dalam kabin untuk pekerjaan interior, secara signifikan mengurangi beban fisik.

Digitalisasi pabrik juga sedang berjalan. Saat ini mereka berada pada tahap visualisasi data dan monitoring kondisi peralatan, dengan tujuan akhir mencapai kontrol otomatis penuh dan predictive maintenance menggunakan AI.

Jadi, meski terpisah jarak dan berbeda wajah, Pabrik Kyoto dan Karawang Line 2 diikat oleh satu nilai yang sama, filosofi SSC.

Keduanya adalah bukti komitmen Daihatsu dalam menciptakan proses manufaktur yang efisien, ramah lingkungan, dan manusiawi, yang diadaptasi secara pintar dengan kondisi lokal masing-masing.




(mhg/dry)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads