Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja merilis rincian pengenaan tarif impor baru pada sejumlah negara. Elon Musk yang masuk dalam kabinet Trump, - DOGE (Departement of Government Efficiency) dilaporkan meminta langsung kepada Trump untuk pembatalan tarif impor baru.
"CEO Tesla Elon Musk mengajukan permohonan langsung kepada Trump, namun tidak berhasil untuk membalikkan tarif selama akhir pekan lalu," Washington Post melaporkan pada hari Senin dengan mengutip dua orang yang mengetahui hal tersebut.
Pihak Gedung Putih dan Musk belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters atas laporan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musk sebelumnya berpendapat dampak tarif mobil Presiden AS Donald Trump terhadap Tesla bisa sangat signifikan.
"Penting untuk dicatat bahwa Tesla TIDAK tanpa cedera di sini. Dampak tarif terhadap Tesla masih signifikan," kata Musk dalam sebuah posting di X.
Bisnis Tesla yang dimiliki Elon Musk mulai 'babak belur' usai dia bergabung dengan pemerintahan Donald Trump. Sikap politik Musk memicu gelombang protes hingga aksi vandalisme terhadap produk Tesla, ternyata cukup berimbas jelek ke bisnis Musk.
Di sisi lain, BYD kembali mengamankan posisinya sebagai produsen kendaraan listrik teratas dunia. Berdasarkan data penjualan yang dirilis Counterpoint Research, pada periode kuartal pertama (Januari-Maret) 2025, BYD mengirimkan 416.388 unit mobil listrik. Angka itu lebih banyak dari penjualan mobil listrik Tesla yang tercatat sebanyak 336.681 unit.
Kemudian, saham Tesla turun sejak Musk bekerja untuk pemerintah.
Diberitakan Reuters, para ekonom yakin bahwa tarif tersebut dapat memicu kembali inflasi, meningkatkan risiko resesi AS, dan meningkatkan biaya untuk rata-rata keluarga AS sebesar ribuan dolar, potensi kerugian bagi seorang presiden yang berkampanye dengan janji untuk menurunkan biaya hidup.
Dr. Kishore Kulkarni selaku profesor ekonomi di MSU Denver memprediksi, harga kendaraan di AS akan meroket mulai pekan depan. Bahkan, efeknya akan makin terasa di bulan-bulan berikutnya.
"Tidak diragukan lagi, harga mobil pekan depan akan lebih mahal ketimbang hari ini," ujar Kulkarni, dikutip dari CBS News, Selasa (8/4).
Dengan kebijakan baru yang dicanangkan Trump, semua mobil di AS akan terdampak, termasuk mobil impor atau rakitan lokal. Kulkarni menjelaskan, mobil merupakan industri yang kompleks. Sebab, sekalipun disebut 'buatan dalam negeri', komponennya masih tetap bergantung dari negara lain.
Bahkan, kata dia, Tesla yang kerap diagung-agungkan sebagai mobil Amerika saja masih menggunakan suku cadang impor dari negara rekanan.
"Untuk banyak mobil, perakitan ada di suatu tempat, mesinnya dari suatu tempat, suku cadang bodinya ada di suatu tempat. Jadi jelas, mobil adalah komoditas yang sangat kompleks yang membutuhkan banyak barang impor dan input impor, dan oleh karena itu, perusahaan mobil akan menemukan cara untuk beradaptasi dengan semua ini," kata Kulkarni.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Konvoi Moge Terobos Jalur Busway Ditilang Semua, Segini Besar Dendanya
Banyak Beredar di Jalan Raya, Emang Boleh Motor Tak Pakai Pelat Belakang?