Menperin Usul Produsen Turunkan Harga Mobil di Indonesia

Menperin Usul Produsen Turunkan Harga Mobil di Indonesia

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Jumat, 28 Feb 2025 10:32 WIB
Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menyarankan produsen mobil di Indonesia agar menurunkan harga jual kendaraan. Langkah tersebut, menurutnya, untuk meningkatkan daya beli konsumen yang melemah.

Pernyataan itu disampaikan Agus Gumiwang saat meresmikan pabrik baru Daihatsu di Karawang, Jawa Barat. Dia menegaskan, pernyataan tersebut hanya bersifat usulan, bukan arahan resmi.

"Kami berharap ada kebijakan-kebijakan baru (dari pabrikan), misalnya, ini bukan arahan ya, sacrifice margin atau menurunkan harga jual mobil (di Indonesia)," ujar Agus Gumiwang di Karawang, Jawa Barat, Kamis (27/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus GumiwangAgus Gumiwang Kartasasmita Foto: Andi Hidayat

Di kesempatan yang sama, Agus juga berharap, produsen bisa melakukan inovasi baru dalam pengembangan produk baru yang berorientasi kepada konsumen dan lingkungan. Hal tersebut, kata dia, juga harus dibarengi dengan dukungan pemerintah yang berkelanjutan.

"Kami harap ada perhatian terhadap pengembangkan inovasi hijau yang berwawasan lingkungan dengan adanya berbagai upaya strategis dan inovasi terhadap pelaku industri, serta dukungan berkelanjutan dari pemerintah. Harapannya pasar Indonesia bisa bangkit dalam waktu sesingkat-singkatnya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Sebagai catatan, Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, total penjualan mobil secara wholesales selama tahun lalu tercatat sebesar 865.723 unit atau turun 13,9 persen secara year-on-year (YoY) dari periode sama tahun lalu yang tembus 1.005.802 unit.

Sementara penjualan ritel selama 2024 juga turun 10,9 persen menjadi 889.680 unit. Padahal, tahun sebelumnya mencapai 998.059 unit. Meski turun, namun penjualan tersebut sudah melampaui target Gaikindo yang telah direvisi, yakni 850 ribu unit setahun.

"Penurunan ini tentu disebabkan banyak faktor, kita tidak bisa hanya menyalahkan satu faktor, tapi kita harus liat akar masalah. Dari banyak faktor tersebut, kami melihat ada kaitannya dengan penurunan daya beli masyarakat, tantangan ekonomi global dan lain-lain," kata dia.

(sfn/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads