Permintaan mobil listrik di dunia tengah mengalami perlambatan. Terkait hal itu, Hyundai rencananya bakal memperbanyak model mobil hybrid.
Hyundai menargetkan bisa menjual 5,55 juta kendaraan pada tahun 2030. Target tersebut meningkat 30 persen dibandingkan tahun 2023. Dalam target tersebut, 2 juta unit di antaranya akan disumbang dari mobil listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya, Hyundai juga menargetkan adanya peningkatan penjualan mobil hybird hingga 40 persen menjadi 1,33 juta unit pada tahun 2028. Langkah itu diambil di tengah melambatnya permintaan akan mobil listrik di seluruh dunia.
"Belakangan ini, konversi ke kendaraan listrik tengah melambat sementara itu, permintaan akan mobil hybrid meningkat. Mobil hybrid menjadi opsi alternatif ketimbang mesin pembakaran internal," kata Presiden dan CEO Hyundai Motor Jaehoo Chang dalam Investor Day sebagaimana dilansir Reuters.
Hyundai berencana menggandakan jajaran produk mobil hybrid menjadi 14 model guna mengantisipasi lonjakan permintaan, khususnya di Amerika Utara. Meski begitu, Hyundai belum membocorkan waktu peluncuran dari deretan mobil hybridnya itu. Lewat cara ini, Hyundai akan sejalan dengan para rival seperti Toyota dan Ford.
Tapi Hyundai akan mengambil cara yang berbeda dari rival-rivalnya di pasar global. Kabarnya Hyundai akan berekspansi ke segmen hybrid yang relatif baru. Segmen tersebut disebut dengan extended-range electric vehicle (EREV). Segmen hybrid ini tengah digandrungi di China namun belum populer secara global.
EREV menggunakan baterai besar daripada model plug-in hybrid dan hanya bisa berjalan pada mode electric. Sementara itu mesin bensin berperan sebagai powerbank untuk mengecas saat baterai lemah.
Hyundai mengatakan rencana untuk memproduksi massal model EREV di Amerika Utara dan China pada akhir tahun 2026. Harganya bakal kompetitif dan menawarkan jarak tempuh lebih dari 900 km dalam posisi baterai penuh. Diharapkan ini bisa menjadi jembatan sebelum benar-benar ke mobil listrik murni bertenaga baterai.
Hyundai berencana untuk menjual 30.000 unit EREV di China lewat mobil kompak. Sementara di AS, Hyundai menargetkan bisa menjual 80.000 unit dimulai dari model SUV bongsor dan merek Genesis.
"Dengan meluncurkan hybrid, EV, EREV yang berbeda dari merek lain, kami berencana untuk meningkatkan profitabilitas dan margin untuk setiap powertrain," ungkap CFO Seung Jo Lee.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP