Pemerintah terus diminta untuk membuka keran insentif pada industri otomotif saat pasar mengalami kelesuan tahun ini. Suntikan insentif pada mobil-mobil hybrid malah diyakini bisa menumbuhkan investasi baru di dalam negeri.
Demikian disampaikan Vice President Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, belum lama ini. Dia meyakini, jika pemerintah memberikan insentif pada mobil hybrid, maka akan mendorong para investor mendirikan pabrik baterai kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.
"Soal insentif, ya kan ini perlu seluruh kesepakatan seluruh anggota kabinet. Jadi sebenarnya kan insentif itu tidak menurunkan income pemerintah. Pada waktu COVID, waktu kita kasih diskon PPnBM, malah menambah income pemerintah menjadi naik, karena jumlah yang dijual lebih besar. Sebenarnya tidak usah khawatir akan terjadi penurunan income pemerintah, jadi dari segi bahan bakar juga lebih hemat dibandingkan menggunakan mobil yang existing," kata Bob.
"Lalu insentif apa yang perlu diberikan atau dihapus? Ya PPnBM kayak yang lalu aja. PPnBM, PPN kita khususnya mobil-mobil hybrid yang emisinya 50 persen. Mungkin PPnBM-nya 50 persen, PPN-nya 50 persen supaya orang bisa beralih ke hybrid. Ekosistemnya bisa kita bangun di sini, pabrik baterainya kita bisa bikin di sini (Indonesia). Nah kalau hybrid berkembang kan jadi mudah naik tangga (beralih) ke BEV," Bob menambahkan.
Bob kembali menegaskan, perkembangan kendaraan hybrid akan menjadi batu pijakan sebelum pasar dalam negeri siap menggunakan mobil-mobil full BEV. Hal mana sudah berhasil diterapkan di Thailand.
"Jadi dengan hybrid, contohnya Thailand begitu mudahnya masuk ke BEV karena masyarakatnya sudah di educate dengan hybrid. Kalau sudah memiliki pengalaman mengendarai mobil dengan baterai, walaupun baterainya kecil karena hybrid, setidaknya mereka bisa belajar, dan membentuk kesadaran yang harus dibangun yaitu 'Peace of Mind', jadi gak khawatir," kata Bob.
Bob juga mengingatkan peluang pabrikan-pabrikan untuk memindahkan rencana investasi pabrikan terkait teknologi hybrid dari Indonesia jika insentif tidak diberikan pemerintah. Hal mana sebelumnya sempat disampaikan Gaikindo.
"Ya lihat aja, itu sih wajar di mana dia berkembang di situlah ekosistemnya berkembang. Tapi saya yakin pemerintah sudah mempertimbangkan secara sungguh-sungguh, tapi kan harus dipertimbangkan secara sungguh-sungguh. Kalau ada satu yang gak setuju mah repot. Ya sama seperti Luxury Tax PPnBM, itu kan sudah lama diusulkan baru disepakati beberapa bulan kemudian, padahal kalau itu bisa cepat mungkin Indonesia ceritanya bisa lain sekarang," tuntas Bob.
Simak Video "Lihat Langsung Suzuki Fronx: Gaya ala SUV Coupe, Sudah Hybrid!"
(lth/din)