Subsidi Mobil Listrik Thailand Jorjoran, Pabrik Mobil Jepang Berguguran

Subsidi Mobil Listrik Thailand Jorjoran, Pabrik Mobil Jepang Berguguran

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 31 Jul 2024 14:04 WIB
Pabrik Suzuki di Thailand
Pabrik Suzuki di Thailand akan ditutup. Foto: Dok. Suzuki Thailand
Jakarta -

Pemerintah Thailand jorjoran memberikan insentif untuk mobil listrik. Berkat insentif itu, produsen mobil listrik asal China berbondong-bondong berinvestasi di Thailand. Di sisi lain, beberapa pabrik mobil merek Jepang tutup.

Program subsidi kendaraan listrik di Thailand sudah dimulai sejak 2022 berdasarkan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China. Program itu bertujuan agar mobil listrik lebih terjangkau. Pemerintah Thailand menawarkan subsidi hingga 150.000 baht (sekitar Rp 68 juta) per unit kendaraan listrik.

Perjanjian tersebut juga menghapuskan tarif impor kendaraan listrik asal China yang akan dijual di Thailand. Syaratnya perusahaan itu harus memproduksi mobil listrik di Thailand sejumlah mobil yang telah diimpor sejak 2022. Produksi lokal mobil listrik di Thailand harus dimulai tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kebijakan itu, banyak mobil listrik China yang berinvestasi di Thailand. Salah satu yang terbesar adalah BYD yang baru saja membangun pabrik mobil listrik di Thailand. Investasi pabrik tersebut bernilai US$ 490 juta atau Rp 7,98 triliun.

Di sisi lain, pabrik mobil merek Jepang justru berkurang satu per satu. Suzuki dan Subaru mengumumkan penutupan pabrik mobilnya di Thailand. Honda juga mengumumkan pengurangan produksi di negara tersebut.

ADVERTISEMENT

Suzuki Motor Corporation (SMC) mengumumkan keputusan untuk menutup pabrik perusahaan otomotifnya di Thailand. Pabrik Suzuki Motor Thailand Co., Ltd. (SMT) akan berhenti beroperasi pada akhir tahun 2025.

"Keputusan ini diambil sebagai bagian dari peninjauan kembali struktur produksi global Suzuki," tulis Suzuki Motor Thailand dikutip dari siaran persnya.

Hal ini sekaligus mengakhiri operasi produksi Suzuki di Thailand yang telah berjalan sejak Maret 2012. Di sana, Suzuki memproduksi sebanyak 60.000 unit untuk penjualan lokal dan ekspor.

Suzuki mengatakan keputusan tersebut merupakan bagian dari peninjauan kembali struktur produksi global mereka. Artinya Suzuki akan memfokuskan produksinya di negara lain di Asia seperti Jepang, India dan Indonesia, pasar di mana Suzuki memiliki basis yang kuat. Hal ini berarti Suzuki akan beralih ke model bisnis importir/distributor di Thailand.

Subaru juga akan menutup pabrik di Thailand. Dikutip Thai Auto News, produksi mobil Subaru di Thailand dijadwalkan akan berakhir pada Desember tahun ini. Sebab, penjualan Subaru di negara tersebut terus menurun.

Penjualan Subaru di Thailand secara bertahap menurun dari rekor 3.952 unit pada tahun 2019. Penjualan pada tahun 2024 diperkirakan akan di bawah 1.000 unit, yang menyebabkan penutupan pabrik.

Penutupan pabrik Subaru di Thailand ini membuat Subaru hanya memiliki satu fasilitas produksi di luar Jepang, yaitu di Amerika Serikat. Sebelumnya, produksi Subaru di Malaysia juga telah dihentikan.

Tak cuma Subaru dan Suzuki, Honda mengumumkan pengurangan produksinya di Thailand. Diberitakan Bangkok Post, Honda Thailand mengatakan berencana untuk berhenti membuat mobil di pabriknya di Ayutthaya dan mengkonsolidasikan semua perakitan di fasilitas Prachin Buri yang diperluas untuk meningkatkan daya saingnya di segmen kendaraan listrik (EV).

Dua pabrik Honda di Thailand memiliki total kapasitas tahunan sebesar 270.000 unit. Namun pabrik itu hanya memproduksi sekitar 150.000 kendaraan pada tahun lalu. Produksi di pabrik Ayutthaya akan dihentikan tahun depan. Menurut Honda, pabrik itu akan dialihfungsikan untuk memproduksi suku cadang.

"Kami tidak melihat pertumbuhan pasar otomotif Thailand sebanyak yang kami harapkan. Kami ingin lebih fokus pada mobil listrik, termasuk kendaraan listrik dan hybrid, serta membuat proses produksi menjadi efisien," ujar juru bicara Honda Thailand dikutip Bangkok Post.

Asia Nikkei mewartakan, langkah yang diambil Honda ini merupakan bagian dari rencana pengurangan produksi tahunan di Thailand menjadi 120.000 unit per tahun. Angka itu turun dari 270.000 unit.




(rgr/dry)

Hide Ads