PT Toyota Astra Motor (TAM) yakin diskon PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) bisa menjadi 'juru selamat' ketika penjualan mobil di Indonesia sedang turun-turunnya. Mereka setuju seandainya relaksasi jangka pendek tersebut kembali diterapkan di Indonesia.
Anton Jimmi Suwandi selaku Direktur Pemasaran PT TAM mengatakan, pameran seperti Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2024 sedikitnya mampu mendorong penjualan mobil di Indonesia. Namun, ketika bicara market 1 juta unit setahun, angka tersebut kurang signifikan.
Itulah mengapa, tetap butuh dorongan tambahan dari pemerintah. Salah satunya melalui program PPnBM ditanggung pemerintah yang pernah diterapkan saat masa-masa pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya rasa baik juga ya, kita juga melalui GIIAS ini mengimbau pemerintah melihat dari market yang mengalami penurunan tajam. Meski pameran seperti GIIAS ini positif, tapi pastinya untuk mengejar market 1 juta masih cukup jauh ya," ujar Anton saat ditemui di ICE BSD, Tangerang Selatan.
"Jadi harapan kita sebenarnya market butuh di-support juga, karena market domestik penting untuk industri otomotif nasional, karena banyak pekerja yang perlu dukungan pemerintah," tambahnya.
![]() |
Sebagai produsen, Toyota juga telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan penjualan mobil di Indonesia. Mulai dari pemberian paket kredit murah, memperkuat aktivitas dealer dan meluncurkan produk-produk baru. Namun, Anton menegaskan, langkah tersebut tetap harus dibarengi dengan insentif khusus.
"Tapi itu ada batasnya juga ya. Kalau kita mau naikkan market dari semester satu ke semester dua, tapi untuk mengisi gap di semester satu itu kan masih sangat besar kalau bicara 1 juta unit. Jadi butuh dorongan atau support lebih lanjut," kata Anton.
Gaikindo Usul Diskon PPnBM ke Pemerintah
Sebelumnya, Gaikindo mengaku telah mengusulkan pemerintah mengenai program relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk mobil penumpang. Insentif tersebut diyakini mampu meningkatkan penjualan mobil yang sedang drop.
Relaksasi PPnBM untuk mobil penumpang sempat diterapkan ketika pandemi melanda Indonesia, tiga tahun lalu. Ketika itu, insentif tersebut diharapkan mampu meningkatkan minat konsumen dalam membeli kendaraan baru.
"Kita minta kepada pemerintah agar ada insentif sementara seperti saat Covid-19 lalu. Yaitu, pengurangan atau penghapusan PPnBM bagi mobil yang diproduksi di dalam negeri dengan TKDN tinggi seperti 60 persen ke atas. Supaya harga terjangkau," ujar Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto.
Menurut Jongkie, gagasan tersebut seharusnya bisa dijalankan pemerintah. Sebab, yang dibebaskan hanya PPnBBM. Sementara pajak-pajak lainnya masih tetap ada.
"Satu saya tambahkan bahwa kami tidak meminta uang. Justru kita akan meningkatkan pendapatan karena yang dihapus dan dikurangi hanyalah PPnBM saja. Sedangkan PPN, BBnKB, tetap dibayar. PKB juga dibayarkan," kata dia.
Penjualan Mobil Drop
Dikutip dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari sampai dengan Juni 2024 tercatat hanya 408.012 unit.
Capaian sepanjang Januari-Juni tersebut minus 19,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 506.427 unit.
Produksi mobil di Tanah Air pun ikutan anjlok. Pada semester satu 2024, produksi mobil di Indonesia hanya 561.772 unit, turun 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada periode sama tahun 2023, produksi mobil mencapai 702.144 unit.
(sfn/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP