Serunya Belajar Sejarah Jakarta Naik Mobil Elektrifikasi Honda

Mobil listrik Honda e. — Belajar sejarah Jakarta naik mobil elektrifikasi Honda. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detik.com

Jakarta -

PT Honda Prospect Motor (HPM) menjalin kerja sama dengan komunitas pemandu wisata Jakarta Good Guide (JGG) untuk menggelar program 'Honda e:Technology City Tour' di kawasan Ibu Kota.

Melalui program tersebut, kita bisa berkeliling dan mempelajari sejarah Jakarta dengan menumpangi mobil ramah lingkungan Honda, yakni Honda e, Accord Hybrid dan CRV Hybrid.

Sebenarnya, rangkaian acara 'Honda e:Technology City Tour' baru akan dibuka untuk umum mulai 9 Maret mendatang. Namun, detikOto dan awak media lain mendapat kesempatan lebih awal untuk merasakan langsung sensasi keliling Jakarta sambil mempelajari sejarah-sejarahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belajar sejarah Jakarta naik mobil elektrifikasi Honda. Foto: Doc. HPM.

Perjalanan kami bersama Honda mengambil tema 'Tjikini En Omstreken' atau dalam bahasa Indonesia berarti Cikini dan sekitarnya. Pada kesempatan tersebut, detikOto dan awak media lain diajak mendatangi tempat-tempat yang menyimpan banyak sejarah, seperti Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Museum Sumpah Pemuda.

Bukan hanya itu, kami juga menyambangi tempat kuliner yang punya kisah panjang di Jakarta, mulai dari Toko Roti Maison Weiner yang telah berdiri sebelum kemerdekaan, hingga Es Krim Tjanang yang konon menjadi tempat favorit Presiden Soekarno dan keluarga.

Garis besar perjalanan tersebut sebenarnya ada dua, yakni mempelajari sejarah Jakarta secara langsung dan mendapat edukasi mengenai isu-isu lingkungan melalui penggunaan mobil-mobil elektrifikasi Honda.

Keliling Jakarta Naik Mobil Elektrifikasi Honda

Perjalanan kami dimulai dengan berjalan kaki dari Restauran Tjikini Lima menuju Taman Ismail Marzuki. Pada kesempatan tersebut, pemandu wisata dari JGG menerangkan kepada kami mengenai sejarah bangunan-bangunan yang berada di sekitar lokasi.

Setelah menetap beberapa menit di Taman Ismail Marzuki, kami bergerak ke Es Krim Tjanang untuk menyantap hidangan favorit Bung Karno. Barulah kami melanjutkan perjalanan menggunakan mobil elektrifikasi Honda.

Belajar sejarah Jakarta naik mobil elektrifikasi Honda. Foto: Doc. HPM.

Redaksi detikOto yang berada di batch kedua mendapat kesempatan menumpangi mobil Honda CR-V Hybrid. Sayangnya, kami dan awak media lain hanya dibolehkan duduk sebagai penumpang, bukan pengemudi.

Sebagai catatan, pada sistem Hybrid Electric Vehicle atau HEV Honda, motor listrik bekerja secara dominan dalam berbagai kondisi perjalanan. Sehingga, teknologi tersebut membuat emisi yang dihasilkan lebih rendah dan konsumsi bahan bakarnya lebih irit.

Tak terasa kami telah tiba di Museum Sumpah Pemuda. Pemandu JGG kembali menjelaskan mengenai banyak hal di ruang pamer. Kemudian kami mampir sebentar ke Toko Roti Maison Weiner sebelum kembali ke titik kumpul awal.

Nah, pada perjalanan pulang tersebut, kami berpindah ke mobil listrik Honda e yang telah disiapkan panitia. Sayangnya, lagi-lagi, kami dan awak media lain hanya dibolehkan duduk sebagai penumpang.

Belajar sejarah Jakarta naik mobil elektrifikasi Honda. Foto: Doc. HPM.

Menjelajahi jalanan Jakarta menggunakan mobil listrik Honda e terasa menyenangkan. Sebab, selain suaranya senyap dan mesinnya halus, kendaraan tersebut dilengkapi fitur canggih yang membuat perjalanan terasa lebih sempurna.

Di ujung perjalanan, kami disuguhkan berbagai produk elektrifikasi Honda lain, mulai dari mobil listrik Honda N-Van EV Prototype, motor listrik Honda EM1 e, hingga power product Honda LiB-AID E500.

"Acara ini merupakan bagian dari edukasi dan riset yang kami lakukan untuk mewujudkan visi elektrifikasi Honda di Indonesia. Kolaborasi dengan city tour sekaligus menambah daya tarik bagi anak-anak muda yang akan menjadi pengguna dari teknologi ini di masa yang akan datang," kata Yusak Billy selaku Sales & Marketing and After Sales Director PT HPM.

Sebagai catatan, program Honda e:Technology City Tour akan berlangsung mulai Maret hingga Juli 2024. Selain rute Tjikini En Omstreken, panitia juga menyiapkan dua rute lain, yakni Jelajah Kawasan Weltevreden dan Rute Kharisma Menteng. Sementara untuk menikmati perjalanan tersebut, peserta cukup membayar Rp 150 ribu.