Toyota masih berharap mobil hybrid bisa mendapat insentif. Kata Toyota, insentif itu bisa membuat harga mobil hybrid jauh lebih murah seperti di Thailand.
Pemerintah tengah gencar dalam menekan emisi karbon. Ada berbagai upaya yang dilakukan, salah satunya mempercepat pengembangan kendaraan ramah lingkungan dengan memberikan insentif. Tapi tidak semua kendaraan ramah lingkungan mendapatkan insentif. Karpet merah itu digelar hanya untuk mobil listrik bertenaga baterai yang nol emisi.
Padahal kalau bicara kendaraan lingkungan baik itu berjenis hybrid, plug-in hybrid, maupun hidrogen turut berkontribusi dalam menekan emisi karbon. Terkait hal itu, Toyota berharap agar mobil hybrid bisa mendapat insentif sebagaimana mobil listrik. Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mencontohkan Thailand yang memberikan insentif untuk mobil listrik dan juga mobil hybrid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insentif tersebut dipercaya bisa mempercepat pengurangan karbon. Di samping itu harga mobil hybrid juga jadi bisa makin terjangkau.
"Kalau menyebut Thailand, Thailand memberikan subsidi fiskal kepada keduanya baik bev maupun hybrid, saya beri contoh harga Yaris Cross di Thailand itu jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia pada segmen biasanya," kata Anton ditemui belum lama ini.
Sebagai gambaran, saat ini harga Toyota Yaris Cross Hybrid di Thailand lebih murah Rp 50 jutaan ketimbang di Indonesia. Yaris Cross Hybrid di Thailand harganya Rp 399 juta, sementara di Indonesia termurah mulai Rp 440 jutaan.
Toyota pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 juga sudah mengungkapkan permintaannya akan insentif mobil hybrid ke pemerintah. Namun demikian belum ada langkah konkret dari pemerintah terkait pemberian insentif mobil hybrid tersebut.
"Banyak potensi yang kita pelajari apakah insentif fiskal, pengurangan pajak apakah secara perusahaan ada tax holiday utk investasi atau bahkan nonfiskal seperti ganjil genap ya semuanya kita propose pastinya pemerintah punya punya pertimbangan juga ya BEV seperti apa, PHEV spt apa, hyrbid spt apa, semuanya masih dalam kajian dan diskusi," terang Anton.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP