Chery punya target baru di tahun 2024, yakni menjual 1.000 unit per bulan di Indonesia. Chery optimis target tersebut mampu dicapai, sebab Chery bakal memiliki banyak produk baru untuk masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Produk-produk anyar ini diyakini akan diterima dengan baik oleh konsumen di Tanah Air.
Saat ini Chery masih menjual 3 model SUV bermesin bensin, Tiggo 7 Pro, Tiggo 8 Pro, dan Omoda 5. Dalam waktu dekat Chery akan menambah lini produknya di Indonesia dengan meluncurkan versi listrik Omoda 5, bernama Omoda E5. Selain itu, Chery juga mempunyai opsi untuk memasukkan lagi satu varian baru dari Tiggo Series.
"Kita menargetkan per bulan achieve (mencapai) di angka 1.000 unit penjualan. Dengan produk existing (saat ini), ada satu atau dua produk agak berat untuk mencapai itu dalam tahap awal. Makanya, kita hadirkan beberapa opsi produk lain, EV (Omoda E5) kita masukin, nanti ke depan kita ada volume maker lagi, kita ada serial Tiggo," ungkap Head of Brand Chery Sales Indonesia, Rifkie Setiawan, kepada wartawan di Tangerang (15/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Terus nanti dari Tiggo yang existing, juga ada renewal-nya lagi, produk barunya. Terus ada beberapa produk yang kita hadirkan dari teknologi yang tidak hanya EV, tapi PHEV juga akan kita hadirkan. Jadi lebih bervariatif. Nah ini yang kita lagi targetkan untuk achieve di fase awal," sambung Rifkie.
Lanjut Rifkie menjelaskan, ke depannya Chery ingin bermain di segmen mobil yang marketnya besar. Target utamanya adalah, membuat pabrik di Indonesia dan menjadi basis ekspor bagi produk-produk Chery dengan setir kanan.
"Kita ke depan akan membuat rencana produk suitable (sesuai) untuk market-market besar. Itu target. Tapi untuk saat ini, di awal, kita targetnya untuk bangun brand image, lalu kita masuk ke (pasar-pasar) volume-volume maker," tambah Rifkie.
"Ini kita masih ada di fase pertama, di mana fase awal itu kita membangun market terlebih dahulu. Jadi bangun market di Asia dan setir kanan, tidak hanya di Indonesia saja. Nanti di fase kedua, kita bisa lihat market-market yang tumbuh di fase pertama itu. Jadi step by step, fase pertama kita kerja sama dulu, fase kedua kita mulai bangun sendiri dengan kebutuhan market yang sudah ada di situ kita penetrasi market lagi dengan produk-produk baru, jadi semua dari Asia dan setir kanan bisa ke-cover di pabrik Indonesia," tukas Rifkie.
(lua/dry)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?